JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tuduhan terhadap putra sulung Presiden Joko Widodo ( Jokowi) Gibran Rakabuming memiliki ijazah palsu yang dibeli dari luar negeri mendapat tanggapan dari Jhon Raja Sonang salah seorang pendiri Lembaga Pemantau Hukum dan Kejahatan Keuangan Negara.
Kepada Khatulistiwa online, Kamis (9/2/2023), akhir-akhir ini terlalu mudah mengatakan orang lain itu salah. Seandainya yang dituduhkan itu tidak benar, bagaimana tindakan aparat penegak hukum atau sanksi apa yang pantas diberikan.
“Sekarang ini ada saja pihak yang sudah terlalu lancang mengatakan sesuatu hal tanpa memikirkan dampak dari perbuatannya. Hal itu terjadi karena penegak hukum terkesan setengah hati dalam menegakkan aturan,” ujar Jhon Raja Sonang.
Menurutnya, orang yang melakukan tuduhan tanpa alat bukti (bukan fakta yang sesungguhnya), dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur Pasal 311 ayat (1) KUHP, karena telah melakukan fitnah.
“Pertanyaannya, apakah pasal tersebut telah benar-benar diterapkan?. Kalau tidak, kejadian serupa akan terulang terulang, dan jika tuduhan itu tidak benar akan sangat merugikan dan merusak nama baik orang yang dituduhkan,” katanya.
Sebagaimana diketahui dan ramai dibicarakan, tuduhan ijazah Gibran Rakabuming Raka palsu dan dibeli dari luar negeri bermula dari cuitan pemilik akun Twitter @yusuf_dumdum yang membuat postingan yang menuliskan Gibran membeli ijazah dari luar negeri, pada Rabu (12/10/2022) pukul 12.42 WIB.
Pemilik akun tersebut juga mengunggah sebuah foto Gibran saat diwisuda. “Gibran @gibran_tweet tercyduk beli Ijazah dari luar negeri. Pasti mahal bayarnya. ????” tulis akun tersebut.
Unggahan itu bahkan sempat disukai lebih dari 1.200 pemilik akun Twitter dan dicuitkan ulang 164 pengguna Twitter.
Postingan tersebut bahkan dikomentari oleh adik kandung Gibran, Kaesang Pangarep @kaesangp.
“Alah editan doang. Jago juga timnya mas @Chilli_Pari ngeditnya,” tulisnya.
Kali ini, pemilik akun @BijiPot menganggap jika ijazah putra sulung Presiden Jokowi itu palsu.
“Jadi apakah si @gibran_tweet ..orang kuliah an…klu kuliah an..tanya brp thn…klu jawaban plintat plintut…jgn2 sama kayak bapak nya …ijazah palsu..dan skrng kasus ijazah plasu masih berlangsung…si ondel2..bukan apa2 klu bapak nya bukan presiden,” tulis pemilik akun tersebut pada Kamis (4/2/2023).
Ingin unggah foto wisuda hingga curhat uang saku kurang Saat itu Gibran tampak geram ijazahnya dianggap beli dari luar negeri. Dia bahkan ingin mengunggah foto wisudanya ke media sosial.
“Mengko tak posting foto wisuda wae ya. Mengko telititen diedit pora sak ijazahe sisan (Nanti saya unggah foto wisuda saja ya. Nanti diteliti diedit apa tidak ijazahnya),” kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/10/2022).
Ayah Jan Ethes Srinarendra ini mengungkap pihak-pihak yang mempermasalahkan ijazahnya adalah kurang pekerjaan.
Dia mengatakan untuk mendapatkan ijazah tersebut dibutuhkan perjuangan. Bahkan Gibran mengaku terkadang kekurangan uang saku. “Lha aneh-aneh kabeh. Kene sekolah angel-angel. Sok-sok sangune kuranglah. (Lha aneh-aneh saja semuanya. Aku sekolah susah-susah. Kadang uang saku kurang lah),” ungkap Gibran.
Lulusan Singapura dan Australia Gibran diketahui pernah mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2002 di Orchid Park Secondary School, Singapura.
Kemudian pada 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS). Gibran kemudian melanjutkan studinya ke program Insearch di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia. Gibran lulus pada 2010.
Dia pun mempersilahkan pihak yang mempermasalahkan ijazahnya untuk langsung bertanya ke kampusnya di luar negeri.
“Ya takono kampusku kono neng Singapura. Ki Gibran lulus tenan opo ora, fotone asli pora, wisudane kapan (Ya tanya sana ke kampusku di Singapura. Ini Gibran lulus beneran atau tidak, fotonya asli tidak, wisudanya kapan),” kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (6/2/2023). (JRS)