JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim sejumlah stakeholder mendukung usulan Pemprov DKI yang ingin memfasilitasi road bike agar bisa masuk jalan tol. Menurutnya, sejumlah stakeholder itu adalah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Jasa Marga hingga Korlantas Polri.
“Tahap awal 18 Agustus kemarin, kami sudah mengundang Dirjen Bina Marga, BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol), korlantas dan Dirlantas (Polda Metro Jaya), Kodam Jaya, BUJT, Jasa Marga. Prinsipnya seluruhnya mendukung untuk ini bisa terselenggara, ini semacam road bike event. Jadi nanti seminggu sekali dan peluang dalam regulasi memungkinkan,” ujar Syafrin saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
Meski demikian, Syafrin mengaku Pemprov DKI saat ini masih menunggu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Apabila sudah mendapat izin, maka road bike dapat masuk ke jalan tol.
“Untuk penyelenggaraan tetap menunggu izin Menteri PUPR,” katanya.
Syafrin mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah berkirim surat kepada Menteri PUPR untuk perizinan road bike masuk tol. Hal itu dilakukan agar tidak menyalahi undang-undang dan aturan lainnya.
“Oleh sebab itu Pak Gubernur bersurat ke Menteri PUPR agar tidak menyalahi aturan. Undang-undang atau Peraturan Pemerintah, tentu pelaksanaannya harus mendapatkan izin dari menteri,” ucapnya.
Apabila disetujui, road bike masuk tol itu hanya akan dilakukan pada hari Minggu dari pukul 06.00-09.00 WIB. Tol juga akan ditutup sementara pada waktu tersebut.
“Jalur ini hanya berlaku satu hari minggu jam 06.00-09.00 WIB, jalanya ditutup dari arah Tanjung Priok ditutup satu sisi baratnya ditutup, kemudian akan dilalukan rekayasa lalin terkait dengan pergerakan kendera di jalan tol dan akan ada cone pembatas di lajur itu. Jadi tidak keluar ke jalan arteri,” ucapnya.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengusulkan hanya road bike atau sepeda balap yang menggunakan jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta untuk Minggu pagi. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memberikan alasan soal road bike ini.
“Kita pahami bahwa para pesepeda, khususnya yang komunitas road bike ini, itu mereka memiliki spesifikasi tersendiri. Mereka saat bersepeda itu kecepatannya tinggi kemudian mereka berkelompok, dan tentu jika ini difasilitasi bersamaan dengan warga lainnya itu akan tetap berpengaruh pada aspek keselamatan pengguna pesepeda lainnya,” kata Syafrin Liputo, kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (26/8).
Karena soal kecepatan itu, menurut Syafrin, rombongan road bike perlu dipisah dengan pesepeda santai.
“Untuk itu, perlu pemikiran agar disiapkan satu ruang yang kemudian bisa mereka gunakan untuk melakukan kegiatan dengan road bike ini,” katanya.(NOV)