SERANG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pemprov Banten akan mengirimkan tim untuk mendata dan menjemput warganya yang tinggal di Jayapura, Papua, terkait kondisi keamanan di wilayah itu. Tim akan berangkat pukul 22.45 WIB malam nanti.
Plt Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kusmayadi mengatakan tim terdiri atas Dinas Sosial, Kesbangpol, dan Diskominfo. Tim akan memantau langsung ke titik di Sentani, Waena, dan Jayapura.
“Kemudian melakukan pendataan dan seleksi terhadap pengungsi khususnya asal Banten,” kata Kusmayadi saat dimintai konfirmasi dari Serang, Banten, Rabu (2/10/2019).
Setelah itu, jika ada warga Banten yang ingin dipulangkan, Pemprov akan membantu kepulangan para pengungsi. Namun pihaknya tidak akan memaksa jika warganya ingin menetap di Papua.
“Jadi dimungkinkan 2 solusi, kalaupun mereka tidak ingin pulang akan diberikan tetap bantuan nanti. Kemudian kalau yang pulang dipulangkan oleh kita,” ujarnya.
BPBD, lanjutnya, baru mendapatkan data 9 orang warga yang berada di Jayapura. Mereka mayoritas berasal dari wilayah Kota Serang yang merantau. Namun tidak tertutup kemungkinan masih ada warga Banten lain di sana.
Sebelumnya, seperti diceritakan Nurhasanuddin (28), warga Banten di Sentani, saat ini ada belasan orang Banten seperti dari Pontang, Pamarayan, beberapa dan dari Kota Serang yang ingin pulang ke daerahnya. Namun mereka terhambat dengan biaya dan ongkos pesawat akibat kondisi keamanan beberapa waktu lalu.
Khusus warga Banten dari Pontang, mereka kebanyakan berjualan remote televisi di daerah Papua. Mereka mengontrak rumah di daerah Waena dan diisi sekitar 10-15 orang.
“Sekarang ini ada beberapa orang di Jayapura, di Sentani ini ada yang mau pulang tapi nggak punya uang,” kata Nurhasanuddin saat dihubungi dari Serang, Banten, Selasa (1/9).
Namun dia memperkirakan masih ada beberapa warga dari Banten, termasuk penjual remote yang belum terdata di Jayapura. Mereka sebagian masih berjualan tapi tidak berani masuk ke pelosok-pelosok.
“Cuma mereka ada yang tersebar, ada yang ke Jayapura, jadi nggak kumpul satu titik. Tapi ada yang masih jualan juga cuma nggak berani ke pelosok,” kata Nurhasanuddin, yang juga penjual bubur di Sentani ini.(DAB)