JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sidaknya menemukan adanya penjual beras yang menjajakan komoditas tersebut di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Ia menegaskan, kondisi ini tidak dapat dibenarkan mengingat stok beras nasional berada dalam posisi aman.
“Kami melihat ada kenaikan harga beras sekitar 2 hingga 4%. Kami tegaskan, tidak ada alasan bagi harga untuk naik, karena stok kita saat ini di gudang mencapai 2 juta ton, jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ujar Amran dalam keterangannya.
Amran menekankan, produksi pangan nasional mengalami peningkatan hingga 52% berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Karenanya, ia menilai ketersediaan bahan pangan seharusnya tidak menjadi masalah.
“Artinya, suplai beras di pasar cukup. Begitu juga dengan minyak goreng, kita adalah produsen terbesar di dunia, jadi tidak ada alasan bagi harga minyak goreng untuk naik,” jelasnya.
Amran juga mengingatkan pelaku usaha, baik distributor maupun pedagang, untuk tidak menjual komoditas pangan di atas HET. Pasalnya, penjualan beras di atas HET akan membebani masyarakat.
“Jangan menjual harga di atas HET. Ini membebani masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa. Kita sudah sepakat, ini adalah kebijakan yang diperintahkan langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.
Dalam sidak, Amran juga mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk mengawasi pergerakan harga pangan di seluruh Indonesia. Ia mengaku tak segan menindak tegas para oknum yang mencoba mengambil keuntungan berlebihan
“Kami sudah berkomunikasi dengan Kapolri. Aparat kepolisian telah turun ke lapangan untuk memantau harga-harga pangan dan memastikan tidak ada pihak yang bermain harga. Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Amran memastikan bahwa seluruh bahan pangan pokok untuk kebutuhan Ramadan dan Idulfitri dalam kondisi aman dan mencukupi.
“Seluruh komoditas pangan aman. Kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk memantau harga dan ketersediaan setiap hari. Tidak ada alasan harga naik, karena stok kita banyak dan produksi meningkat,” jelas dia. (BAS)