Beijing –
Pemerintah China dilaporkan tengah menyusun rencana untuk mencopot pemimpin Hong Kong Carrie Lam dari jabatannya. Rencana ini muncul setelah nyaris lima bulan ini aksi-aksi demo marak di kota semiotonomi tersebut.
Lam yang pro-Beijing tersebut telah mendapat banyak kritikan dari para demonstran di Hong Kong. Sejauh ini pemerintah pusat di Beijing memberikan dukungan pada Lam dan kepolisian Hong Kong dalam menghadapi para demonstran. Beijing menyebut para demonstran sebagai perusuh dan mengecam kekerasan yang dilakukan para demonstran.
Namun menurut laporan surat kabar Financial Times (FT) yang mengutip pejabat-pejabat yang diberitahu soal rencana tersebut, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/10/2019), pemerintah China saat ini tengah menyusun rencana untuk mengganti Lam dengan pemimpin interim.
Namun sumber-sumber tersebut mengatakan kepada Financial Times, rencana penggantian itu akan bergantung pada stabilnya situasi di Hong Kong, sehingga Beijing tidak dipandang menyerah pada kekerasan.
Dilaporkan FT, jika Presiden Xi Jinping memutuskan untuk mengganti Lam, maka penggantinya akan ditunjuk pada Maret mendatang. Dilaporkan bahwa kandidat-kandidat terkuat untuk menggantikan Lam termasuk Norman Chan, mantan kepala Otoritas Moneter Hong Kong, dan Henry Tang, yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan wilayah tersebut.
Belum ada komentar dari kantor Lam atas laporan ini.
Diketahui bahwa Hong Kong telah dilanda aksi-aksi demo selama 20 pekan dengan belum terlihat adanya solusi politik sejauh ini. Bentrokan antara polisi dan demonstran pun kerap terjadi.
Unjuk rasa besar-besaran yang dimulai nyaris lima bulan lalu di Hong Kong awalnya bertujuan memprotes RUU ekstradisi, yang kini telah dicabut. Saat ini, unjuk rasa meluas menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi dan meminta polisi bertanggung jawab atas serentetan tindak kekerasan saat menangani demonstran.
Sejumlah aktivis Hong Kong telah diserang oleh massa pro-China beberapa bulan terakhir.(RIF)