.JOMBANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Peristiwa pengerusakan rumah ibadah di Padang, Sumatera Barat semakin menambah panjang daftar intoleransi kepada pemeluk Agama lain. Aksi memalukan yang dikategorikan kriminal dilakukan oleh sekelompok orang yang telah terprovokasi paham asing.
Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho ( Gus Wal ) menyampaikan kegeramannya atas peristiwa tersebut dalam satu acara di Jombang Kamis 30/7-2025. Gus Wal menyebut provokator Agama masih berkeliaran mengadu domba.
“Pelaku penyerangan dan pembubaran ibadah di Padang sesungguhnya tidak paham apa yang dilakukan. Mereka tersulut emosi atas provokasi orang-orang aliran sesat atau mabok agama. Para pengasong khilafah dan Terorisme masih ada di sekitar kita, berubah wujud jadi tokoh masyarakat atau pendakwah, namun yang disebar adalah kebencian” jelas Gus Wal.
Beberapa pelaku sudah diamankan oleh pihak berwajib. Menurut Gus Wal pihak berwenang seharusnya menangkap juga otak dibalik penyerangan tersebut.
“Pelaku yang sudah diamankan tidak cukup, polisi selaku aparat penegak hukum harus mengusut tuntas siapa otak provokator utamanya. Jika aktor intelektualnya tidak ditangkap maka mereka akan berpindah tempat melakukan provokasi baru. Tidak jauh-jauh sebagian mereka pengikut Bahar Smith dan Rizieq cabang Sumatera” imbuh Gus Wal.
Selanjutnya Gus Wal menghimbau kepada semua pihak untuk melakukan perlawanan kepada provokator intoleransi khilafah Terorisme dengan cara damai.
“Tolak acara ceramah yang isinya mengkafir-kafirkan orang lain. Jaga tetangga, jaga kampung desa, dan masjid mushola dari penyusup kaum dasteran yang tidak sejalan dengan tradisi bangsa. Itu salah satu cara sederhana meredam pengaruh asing yang bertujuan memecah belah keyakinan, persatuan dan keharmonisan bangsa”.
Gus Wal berharap pemerintah lebih serius menanggulangi kasus kasus Intoleransi yang lahir dari paham ideologi Khilafah yang masih terus subur berkembang dengan lebih intens menggemakan moderasi beragama di instansi pemerintahan, disekolah, kampus dan setiap lini kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, karena Indonesia saat ini sedang krisis multidimensi dan darurat Intoleransi, Khilafah dan Terorisme,tutup Gus Wal (JRS)