Roma –
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, kembali menyamakan praktik aborsi dengan menyewa seorang pembunuh bayaran. Dia menegaskan bahwa aborsi tidak akan pernah diterima.
Seperti dilansir CNN, Senin (27/5/2019), hal ini disampaikan Paus Fransiskus saat berbicara dalam konferensi internasional anti-aborsi ‘Yes to Life’ yang digelar di Roma, Italia pada Sabtu (25/5) waktu setempat.
Dalam konferensi itu, Paus Fransiskus menegaskan bahwa aborsi tidak akan pernah diterima bahkan dalam kasus saat janin menderita sakit parah. Dia juga mendorong para dokter untuk mendukung para wanita dalam menuntaskan masa kehamilan mereka.
“Apakah sah untuk menghilangnya nyawa manusia untuk menyelesaikan masalah? … Apakah sah untuk menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menyelesaikan masalah?” tanya Paus Fransiskus kepada para hadirin.
“Itu tidak sah. Tidak akan pernah (sah untuk) menghilangkan nyawa manusia atau menyewa pembunuh bayaran untuk menyelesaikan masalah,” imbuhnya.
Vatikan menyatakan bahwa sekitar 400 orang dari 70 negara menghadiri konferensi yang disponsori oleh Vatikan ini. Mereka yang hadir mewakili konferensi uskup, keuskupan dan para dokter.
Berbicara dalam konferensi internasional, Paus Fransiskus juga mengkritik ‘budaya dominan’ yang marak akhir-akhir ini, yang menurutnya telah mempromosikan ‘takut dan ketakutan untuk ketidakmampuan’ di dalam anak-anak. Dia juga mengkritik pandangan yang menjadikan aborsi sebagai pilihan.
“Setiap anak yang dihadirkan dalam rahim seorang wanita adalah sebuah karunia,” sebut Paus Fransiskus.
Dalam situasi jika seorang bayi diperkirakan bisa meninggal setelah dilahirkan, Paus Fransiskus menyatakan bahwa bayi itu seharusnya tetap mendapatkan perawatan medis saat masih di dalam rahim. Dia menyebut pendekatan ini bisa membantu orangtua untuk berduka.
“Merawat anak-anak ini membantu orangtua untuk berduka dan tidak hanya memikirkannya sebagai kehilangan, tapi sebagai langkah menuju jalan yang ditempuh bersama,” ucapnya.
Pernyataan Paus Fransiskus yang mengecam aborsi ini bukan yang pertama kali. Tahun lalu, Paus Fransiskus juga menyamakan aborsi dengan ‘menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menyelesaikan masalah’ saat bicara di hadapan jemaat di Vatikan.
Gara-gara pernyataannya ini, Paus Fransiskus dihujani kritikan tajam dari aktivis dan politikus pro-pilihan (pro-choice) untuk isu aborsi. Menteri Urusan Keluarga Jerman, Franziska Giffey, menyebut pernyataan Paus Fransiskus itu ‘sepenuhnya tidak bisa diterima’.
Kecaman untuk aborsi yang disampaikan Paus Fransiskus ini muncul saat Amerika Serikat (AS) tengah memanas terkait larangan aborsi yang diberlakukan beberapa negara bagian AS. Awal Mei lalu, Gubernur Georgia Brian Kemp menandatangani Rancangan Undang-undang (RUU) yang melarang aborsi saat telah terdeteksi denyut jantung bayi. Situasi ini bisa terjadi paling cepat enam minggu usia kehamilan, sebelum kebanyakan wanita menyadari mereka mengandung.
Senat negara bagian Alabama yang didominasi Partai Republik baru saja meloloskan aturan hukum yang mengatur larangan aborsi nyaris secara total, termasuk untuk korban pemerkosaan. Berdasarkan aturan hukum di Alabama ini, nantinya setiap dokter yang melakukan prosedur aborsi bisa dipenjara hingga maksimum 99 tahun.(NGO)