Damaskus, khatulistiwaonline.com
Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang darurat untuk membahas krisis yang terjadi di Aleppo, menyusul pembantaian puluhan warga sipil di kota tersebut oleh pasukan rezim Suriah.
Sidang tersebut digelar atas permintaan Prancis dan Inggris. Duta Besar Prancis untuk PBB, Francois Delattre meminta adanya aksi segera terkait “tragedi kemanusiaan terburuk dalam abad ke-21 yang terjadi di depan mata kita.”
“Aleppo tengah mengalami hari-hari terkelamnya,” ujarnya kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (14/12/2016).
“Kami mendapat laporan-laporan kredibel mengenai pembunuhan brutal keluarga-keluarga, eksekusi massal, termasuk wanita dan anak-anak, rumah-rumah dibakar dengan orang-orang yang terjebak di dalamnya, terus menargetkan rumah sakit dan staf medis, dan daftarnya masih banyak lagi,” tutur diplomat Prancis tersebut.
Saat ini pasukan pemerintah Suriah telah merebut kembali lebih dari 90 persen wilayah Aleppo timur, yang dikuasai para pemberontak antirezim Suriah pada tahun 2012. Ini terjadi setelah pasukan Suriah melancarkan serangan besar-besaran bulan lalu untuk merebut kembali kota Aleppo.
“Benar-benar hari yang tragis bagi Aleppo,” cetus Dubes Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft.
Sebelumnya, kantor Hak-hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyatakan, pihaknya telah mendapat laporan “pasukan pro-pemerintah membunuh setidaknya 82 warga sipil, termasuk 11 wanita dan 13 anak-anak di empat kawasan berbeda di Aleppo timur, yang tadinya merupakan basis pemberontak.
“Kami juga telah diinformasikan bahwa pasukan pro-pemerintah telah memasuki rumah-rumah warga sipil dan membunuh orang-orang yang ditemukan di dalamnya,” ujar juru bicara kantor HAM PBB, Rupert Colville kepada para wartawan di Jenewa, Swiss.
Dikatakan Colville seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/12/2016), kejahatan tersebut dilakukan dalam beberapa hari ini, “paling mungkin dalam 48 jam terakhir”. Disebutkannya, kantor HAM PBB memiliki nama-nama para korban. (RIF)