Nice –
Pemerintah Prancis berjanji memperketat keamanan di negaranya pasca penusukan yang tewaskan 3 orang di gereja di Selatan Kota Nice. Pemerintah Prancis akan menurunkan ribuan polisi ke jalan untuk mengamankan negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (31/10/2020), penyidik pemerintah masih melakukan investigas terkait insiden penyerangan yang menewaskan 3 orang di salah satu gereja di kota Nice tersebut. Pihak penyidik masih mencari tahu motif seorang pemudia Tunisia melakkukan tindakan keji itu.
Pria Tunisia berusia 21 tahun itu tiba di Prancis bulan ini melalui Italia sebelum melakukan aksinya di dalam gereja itu. Tersangka penusuk itu, Brahim Issaou masih dalam kondisi serius setelah ditembak beberapa kali oleh polisi saat beraksi.
Sumber yang dekat dengan penyelidikan, yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan pihak berwenang yakin Issaou tiba di Nice tidak lebih dari 48 jam sebelum serangan itu. Namun sumber lain mengatakan sejauh ini tidak jelas apa yang mendorong pria itu melakukan pembunuhan.
“Dia (pelaku pembunuhan) tidak ada dalam daftar pantauan keamanan kami, baik Prancis atau Eropa,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin.
Selain ribuan polisi, Pemerintah Prancis juga memanggil 3.500 pasukan cadangan gendarme Prancis. Sehingga total 7.000 pasukan keamanan diterjunkan untuk memastikan keamanan. Selain itu sekitar 4.000 tentara Prancis tambahan juga akan dimobilisasi mulai minggu depan untuk meningkatkan keamanan.
Sebelumnya, pada Kamis (29/10) pagi waktu setempat, seorang imigran asal Tunisia yang bersenjatakan pisau, membunuh tiga orang di gereja Notre-Dame di Nice. Pelaku ditembak polisi dan kini sedang dirawat di rumah sakit akibat luka-lukanya.(MAD)