JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan pidato dalam acara simposium nasional bertajuk ‘Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa’, yang diadakan oleh Taruna Merah Putih. Dalam pidatonya, Gatot menyebut intoleransi dapat menguasai Indonesia yang kuat dengan keberagaman.
Menurut Gatot, intoleransi merupakan cara bangsa lain untuk menguasai Indonesia. Indonesia adalah bangsa yang besar dan kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya suku dan bahasa di Indonesia.
“Dalam kondisi ini, kita makin terasa soal intoleransi itu bukan dari Indonesia. Karena Indonesia sangat kaya, jumlah penduduk banyak, negara kepulauan tersebar. Ada 700 suku, 1.100 bahasa lokal dan masih kuat karena itu kita negara sangat besar dan kuat. Intoleransi itu cara untuk menguasai Indonesia,” kata Gatot di lokasi simposium di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017).
Gatot mengatakan perumusan sumpah pemuda menjadi bukti besarnya peran pemuda. Dia memandang di setiap darah orang Indonesia mengalir darah kesatria dan patriot.
“Yang namanya orang Indonesia, kalau jati diri terusik, keluar senjata. Itu karena mengalir darah kesatria dan patriot. Muncullah energi sosial. Berjuang merebut kemerdekaan. Merdeka atau mati,” tegas Gatot.
Dengan sedikit bercanda, Gatot mengingatkan negara lain tidak pernah main-main dengan rakyat Indonesia. Dia mencontohkan sikap rakyat Indonesia saat terjadi bom Thamrin.
“Makanya jangan takut-takuti orang Indonesia. Pas bom Thamrin kemarin pada mendekat kan warganya. Nah itu naluri patriot dan kesatria datang,” canda Gatot.
Kepada para pemuda, Gatot menitipkan beberapa pesan. Setidaknya ada 5 pesan dari Panglima kepada pemuda Indonesia.
“Para pemuda harus punya mimpi besar, semangat, dan gairah untuk masa depan. Jangan menunggu dan takut hal baru. Jangan takut mencoba hal baru dan terakhir percayalah pada kemampuan sendiri,” pungkasnya. (MAD)