Washington –
Gedung Putih mengingatkan bahwa pembatalan rencana pertemuan antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Wakil Presiden AS Mike Pence akan kontraproduktif.
Peringatan ini ini disampaikan di tengah indikasi bahwa Abbas mungkin bakal membatalkan pertemuan yang direncanakan bulan ini, menyusul pengumuman Presiden Donald Trump soal pengakuan resmi AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Pence masih berencana untuk bertemu dengan Abbas sesuai jadwal dan yakin bahwa akan kontraproduktif baginya untuk membatalkan pertemuan itu,” kata seorang pejabat Gedung Putih seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/12/2017).
Pence dijadwalkan berkunjung ke Mesir, Israel dan Palestina pada pertengahan Desember mendatang. Kunjungan ini akan dilakukan di tengah kecaman dunia atas pengumuman Trump soal Yerusalem.
Jibril Rajoub, anggota senior partai Fatah pimpinan Abbas, mengatakan bahwa Pence tak akan disambut di Palestina. Rajoub juga mengisyaratkan bahwa Abbas tak akan bertemu dengan Pence.
“Dan Presiden Abbas tak akan menyambut dia dikarenakan statemen-statemen yang dia buat mengenai Yerusalem,” tutur Rajoub.
Presiden Abbas belum menyampaikan komentarnya dan kantornya juga belum mengeluarkan pernyataan mengenai rencana pertemuan dengan Pence.
Pengakuan Trump mengenai Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah memicu aksi-aksi protes warga Palestina. Bahkan kelompok Hamas menyerukan rakyat Palestina untuk melakukan intifada atau pemberontakan terhadap Israel. Sejumlah tokoh Palestina telah menyatakan bahwa kini mereka tak lagi menganggap AS sebagai penengah yang jujur dalam proses perdamaian Timur Tengah.(ADI)