JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kenaikan anggaran pertahanan yang dipicu invasi Rusia di Ukraina merupakan yang tertinggi sejak 2009. Saat itu, belanja militer global mencatatkan kenaikan sebesar enam persen, antara lain didorong mobilisasi militer AS di Afganistan demi menumpas pemberontakan Taliban.
Perang Ukraina saat ini menjadi beban konflik terbesar bagi negara anggota NATO yang harus menyuplai persenjataan demi menghalau invasi Rusia. Dengan meruncingnya konflik di Timur Tengah dan Asia Pasifik, negara-negara di dunia dipaksa berlomba memperkuat pertahanan.
Pada tahun 2024, Amerika Serikat mengalokasikan USD886 miliar untuk pertahanan, atau naik delapan persen dalam dua tahun terakhir.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, negara anggota NATO diproyeksikan bakal menepati ketentuan anggaran belanja militer sebesar minimal dua persen dari produk domestik bruto-PDB, yang selama ini lamban diimplementasikan. Februari silam, Sekretaris Jendral NATO, Jens Stoltenberg menyebutkan, kas perang yang disiapkan anggota di Eropa tahun 2024 mencapai USD380 miliar.
Ketika Jerman masih meributkan tambahan utang demi dua persen anggaran pertahanan, Polandia sudah menganggarkan 4,2 persen dari produk domestik brutonya, yang tertinggi di antara negara anggota NATO. (DAB)