JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro mengatakan pada 21 Maret 2025 pergerakan lalu lintas angkutan udara sudah sekitar 1.000 pergerakan. Puncaknya diprediksi akan terjadi pada 28 Maret.
“Nah kemarin tanggal 21 Maret juga sudah mulai 1.000. Biasanya di puncak itu bisa sampai 1.200, 1.300 pergerakan lalu lintas angkutan udara pada 28 Maret,” katanya di Loko Cafe Stasiun Pasar Senen.
Setio menambahkan dari hasil memonitor langsung di 46 bandara mulai 18 Maret sampai 15 April sejumlah maskapai penerbangan telah mengajukan penerbangan tambahan atau extra flight.
“Dari data sudah ada 970 penambahan penerbangan extra di Jakarta, Medan hampir 400 penerbangan tambahan, Surabaya 500 penerbangan tambahan, Bandara Ahmad Yani hampir 150 penerbangan tambahan dan Bali 304 penerbangan tambahan. Artinya memang secara umum penerbangan extra memang masih cukup tinggi,” katanya.
Untuk mengantisipasi hak tersebut, Setio mengatakan, AirNav Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan regulator Kementerian Perhubungan, dan komunitas penerbangan diantaranya Otoritas Bandar, Maskapai, Operator Bandara, BMKG dan instansi terkait lainnya untuk memastikan kelancaran pada periode angkutan lebaran 2025. AirNav Indonesia juga melaksanakan Posko selama 24 jam di 60 lokasi di kantor cabang AirNav yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Langkah ini bertujuan memastikan keselamatan, efisiensi operasional, dan inovasi layanan navigasi udara selama musim mudik” katanya.
Lebih lanjut, Setio mengatakan untuk menjamin keamanan, keteraturan dan keselamatan angkutan udara dalam periode mudik lebaran tahun 2025. AirNav Indonesia memberlakukan jam operasional hingga 24 jam di sejumlah cabang AirNav mengikuti operasional bandar udara.
“Jadi selaras dengan kita memperpanjang jam operasional. Nah, di jam operasional itu biasanya kita nagih advance extent karena di luar jam operasional. Nah, khusus pada periode angkutan lebaran, Airnav membebaskan biaya atau tarif advance extent. Jadi apabila ada pesawat atau ada airlines yang ingin terbang di luar jam operasi yang dulunya kita tagih itu kita bebaskan biaya,” katanya.
Untuk keselamatan operasional layanan navigasi penerbangan, AirNav telah menyiapkan prosedur mitigasi dari kemungkinan-kemungkinan gangguan keselamatan penerbangan antara lain erupsi gunung berapi, cuaca buruk, isu keamanan dan pelepasan balon udara liar pada momen syawalan, bird strike, disrupsi pada operasional bandara atau pada operasional maskapai. (DON)