Gaza –
Dunia internasional khususnya negara-negara Arab dan muslim murka atas janji Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Lembah Jordan, bagian penting dari wilayah Tepi Barat, jika dirinya terpilih kembali dalam pemilu Israel.
Janji kampanye pada Selasa (10/9) tersebut menuai kecaman keras dari negara-negara Arab, dengan banyak negara mengingatkan konsekuensi berbahaya bagi proses perdamaian Israel-Palestina yang stagnan.
“Pengumuman itu merupakan perkembangan berbahaya dan agresi baru Israel,” kata para Menteri Luar Negeri Arab seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (12/9/2019).
Dalam sebuah statemen, mereka mengingatkan soal “akibat dari langkah-langkah berbahaya, ilegal dan tidak bertanggung jawab ini dengan mengatakan itu akan merusak peluang kemajuan dalam proses perdamaian “.
Adapun para pejabat Yordania dan Palestina mengatakan tindakan seperti itu berisiko “membunuh” dan “menghancurkan” seluruh proses perdamaian.
Ketua parlemen Yordania, Atef al-Tarawneh bahkan mengingatkan bahwa langkah semacam itu dapat mengancam perjanjian damai Israel dengan negara tersebut .
Kecaman keras juga disampaikan pemerintah Suriah yang “sangat mengutuk” janji Netanyahu, dengan sumber Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan kepada kantor berita negara SANA bahwa itu adalah rencana “ekspansionis” dalam “pelanggaran mencolok” perjanjian internasional.
Rusia yang merupakan sekutu utama Suriah, juga mengingatkan bahwa rencana Netanyahu itu bisa menimbulkan “eskalasi tajam atas ketegangan di wilayah dan mengganggu harapan untuk tercapainya perdamaian, yang telah lama dinanti antara Israel dan negara-negara tetangga Arab-nya.
Pemerintah Arab Saudi juga geram atas rencana Netanyahu dan menyebutnya sebagai “eskalasi berbahaya”. Saudi juga meminta digelarnya sidang darurat para Menteri Luar Negeri dari 57 negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Jeddah, Saudi untuk membahas masalah ini.
Turki juga mengutuk janji Netanyahu yang disebutnya “rasis” dan bersumpah akan “membela hak-hak dan kepentingan “saudara-saudari Palestina kami hingga akhir”.
Adapun badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa rencana Netanyahu itu tak akan memiliki dampak hukum internasional. Sedangkan Uni Eropa menyatakan hal itu bisa mengganggu proses perdamaian.
Lembah Jordan mencakup sekitar sepertiga dari wilayah Tepi Barat. Para politisi sayap kanan Israel telah sejak lama memandang wilayah strategis tersebut sebagai bagian dari wilayah yang tidak akan pernah mereka tinggalkan.
Permukiman Israel terletak di wilayah yang dikenal sebagai Area C Tepi Barat, yang mencakup sekitar 60 persen dari wilayah Tepi Barat tersebut, termasuk sebagian besar Lembah Jordan.
Pemilu Israel akan digelar pada 17 September mendatang. PM Netanyahu diperkirakan akan kembali terpilih dalam pemilu tersebut.(RIF)