Teheran –
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengomentari kegagalan tercapainya kesepakatan dalam pertemuan kedua antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un. Zarif menyebut Trump tidak berniat melakukan ‘diplomasi serius’ dengan Korut.
Seperti dilansir media lokal Iran, Press TV, Sabtu (2/3/2019), komentar ini disampaikan Zarif sehari setelah Trump mempersingkat pertemuan dengan Kim Jong-Un di Hanoi, Vietnam, setelah gagal tercapai kesepakatan denuklirisasi.
“Presiden Trump seharusnya sekarang menyadari bahwa seremoni megah dan spektakuler, sesi foto dan flip flops (pencabutan kebijakan secara tiba-tiba) bukan untuk diplomasi serius,” sebut Zarif dalam kicauannya via Twitter.
Kepada wartawan dalam konferensi pers di Hanoi, Trump menyatakan bahwa ‘dirinya harus berjalan menjauh’ dari perundingan karena tuntutan Korut untuk mencabut seluruh sanksi ekonomi sebagai syarat denuklirisasi.
Otoritas Korut dalam pernyataan terpisah menyangkal klaim Trump. Ditegaskan Korut bahwa mereka menyatakan kesiapan untuk denuklirisasi sepenuhnya sebagai pertukaran dengan pencabutan sebagian sanksi terhadap pihaknya.
Trump sebelumnya menyatakan dirinya ‘tidak berburu-buru’ untuk mencapai kesepakatan soal program nuklir Korut. Hal ini mementahkan harapan yang muncul soal tercapainya kesepakatan antara AS dan Korut dalam pertemuan puncak di Vietnam, yang digelar delapan bulan usai pertemuan bersejarah di Singapura.
Menlu Zarif, dalam postingan Twitter-nya, membela kesepakatan nuklir Iran yang tercapai antara Iran dan negara-negara Barat, termasuk AS, tahun 2015 lalu. Kesepakatan yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action atau JCPOA itu tercapai saat AS dipimpin Presiden Barack Obama, pendahulu Trump.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders, sebelumnya menyebut bahwa ‘Obama menolak untuk menjauh dari kesepakatan buruk dengan Iran’ sementara Trump ‘menolak untuk melakukan kesalahan yang sama dengan Iran, Korea Utara dan pihak manapun’.
Diketahui bahwa pada Mei 2018, Trump telah menarik AS dari kesepakatan nuklir itu dan kembali memberlakukan kembali sanksi-sanksi untuk Iran. Trump menyebut kesepakatan nuklir Iran sebagai ‘transaksi terburuk dan paling berat sebelah yang pernah melibatkan AS’.
Awal pekan ini, Menlu Zarif sempat mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya. Namun pengunduran diri itu ditolak Presiden Iran Hassan Rouhani sehingga Zarif hingga kini masih tetap menjabat Menlu Iran.(MAD)