JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Kesiapan kita kalau terjadi ada lonjakan, untuk informasi teman-teman jumlah tempat tidur di Indonesia ada 400 ribu, 30 persennya sekitar 120 ribu kita dedikasikan ke COVID-19,” kata Budi Gunadi, dalam konferensi pers, yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).
Saat ini tempat tidur RS yang telah terisi sekitar 2.400 hingga 2.500 sehingga masih ada kapasitas tempat tidur lebih dari 110 ribu yang sebelumnya memang telah dialokasikan untuk penanganan COVID-19.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan oksigen untuk menghadapi lonjakan kasus omicron. Diketahui, kebutuhan oksigen saat kondisi normal 700 ton per hari, kemudian naik menjadi 2.200 ton per hari.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan strategi pemerintah mengantisipasi lonjakan kasus Omicron. Pemerintah menyiapkan ratusan ribu tempat tidur rumah sakit dan oksigen.
Pemerintah telah menyiapkan mendatangkan puluhan ribu oksigen konsentrator untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan oksigen.
“Nah sekarang persiapannya apa yang sudah kita lakukan, kita sesudah puncak Juli kemarin sudah mendatangkan 16.000 oksigen konsentrator yang kita kirim ke seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia terutama yang akses oksigennya susah. Ini setara dengan 800 ton per hari. Tinggal di colokin listrik dia bisa mengeluarkan oksigen kita hisap,” ujarnya.
“Kita juga sudah menerima dan sekarang sudah memasang 70 persen sudah selesai, 31 oksigen generator. Ini oksigen yang besar yang bisa mensupply satu rumah sakit dan juga bisa mengisi tabung. Itu juga sudah kita siapkan,” ujarnya.
Kemudian pemerintah juga mendatangkan Molnuvirapir impor untuk mencegah pasien corona mengalami perburukan. Namun obat tersebut akan dikeluarkan jika terjadi lonjakan kasus.
“Terkait dengan kesiapan di RS hari ini kita akan datang molnuvirapir impor, jadi kita sudah simpan dulu kalau nanti ada apa apa, kita sudah siapkan obatnya. Karena ini sudah terbukti bisa mengurangi laju masuknya ke rumah sakit untuk orang-orang yang terkena COVID-19 yang saturasinya masih diatas 94 persen,” ujarnya.(DON)