BANYUWANGI, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Mendagri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah mulai mengembangkan teknologi antigempa. Terutama di daerah yang masuk zona rawan bencana.
Mendagri meminta masyarakat tak panik dengan informasi adanya megathrust di wilayah Selatan Jawa, menyusul analisis kebencanaan BMKG yang memprediksi bakal terjadi megathrust berkekuatan di atas 8 M, dan berpotensi memicu tsunami setinggi 29 meter.
Menurut Tito, tidak ada satu pun yang bisa mencegah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami. Namun, yang bisa dilakukan ialah mengurangi dampak kerusakan, baik kerusakan materiil maupun korban jiwa. Oleh karena itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi dalam mengurangi dampak terjadinya bencana.
“Saya pikir, ini pemerintah daerah sudah harus mensosialisasikan pembangunan-pembangunan rumah dan bangunan berbasis antigempa. Seperti di Sumatra Barat juga sudah dilakukan. Jadi setiap bangunan yang ada sudah mulai dipikirkan antigempa. Sehingga tidak hancur, ketika sewaktu-waktu bencana datang,” imbuhnya.
Kemudian terkait potensi tsunami 29 meter yang mengancam pesisir selatan Jawa, Tito meminta pemda mulai kembali menggalakkan penanaman hutan bakau atau mangrove di wilayah pesisir sebagai benteng alami tsunami.
“Untuk wilayah rawan tsunami, ini perlu diantisipasi. Mulai dari upaya pencegahannya. Dilakukan sosialisasi penanaman mangrove mulai sekarang. Mangrove ini tidak hanya sebagai benteng alami, tapi juga bisa memberi dampak ekonomi kepada masyarakat. Karena mangrove menjadi tempat pembibitan ikan,” imbuhnya.(VAN)