Mexico City –
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, berjanji akan menggunakan keuntungan dari penjualan pesawat kepresidenannya untuk mendanai upaya-upaya mengatasi migrasi ilegal.
Langkah ini dilakukan setelah Meksiko dan AS mencapai kesepakatan untuk menunda pengenaan bea impor bagi Meksiko dengan imbalan Meksiko melakukan berbagai upaya untuk menghentikan migrasi dari Amerika Tengah ke AS.
Selama kampanyenya, pemimpin berhaluan kiri ini berjanji akan menjual pesawat dan menggunakan uang itu untuk membantu masyarakat miskin.
Dia mengatakan harga jual pesawat Boeing 787 Dreamliner itu diperkirakan senilai US$150 juta, atau sekitar Rp 2,1 triliun.
Dalam kampanye pemilihan presiden 2018 lalu, Lopez Obrador, yang dikenal di Meksiko dengan inisialnya AMLO, berjanji akan menjual pesawat yang pada awalnya dibeli seharga US$218 juta itu.
Dia mengatakan kepada pendukungnya, bahwa dia akan menggunakan pesawat komersial dalam tugas kenegaraannya dan langsung merealisasikan janji kampanyenya itu beberapa hari setelah menjabat.
Penjualan pesawat itu sudah dimulai beberapa bulan lalu dan saat ini, pesawat itu berada di sebuah gudang di California.
Selain menjual pesawat kepresidenan, Meksiko juga akan menjual 60 pesawat milik pemerintah dan 70 helikopter.
Dalam konferensi pers pada hari Rabu (12/06), Lopez Obrador ditanya tentang kesepakatannya dengan AS, yang meliputi pengerahan pasukan penjaga nasional Meksiko ke wilayah perbatasan dengan Guatemala.
“Tentang berapa biaya rencana ini, biar saya katakan, kami memiliki anggaran,” kata Lopez Obrador pada konferensi pers.
“Itu akan berasal dari apa yang akan kita terima dari penjualan pesawat kepresidenan yang mewah.”
Pesawat itu dibeli pada tahun 2016 dan dinamai “Jose Mara Morelos y Pavn” merujuk pada nama pemimpin gerakan kemerdekaan Meksiko.
Apa perjanjian migrasi AS-Meksiko?
Kesepakatan antara AS dan Meksiko tercapai pekan lalu sehingga Trump urung memberlakukan bea impor sebesar 5% terhadap produk Meksiko -mitra dagang terbesar ketiga Amerika.
Di sisi lain, Meksiko tengah mengerahkan 6.000 personel garda nasional ke perbatasan selatan dengan Guatemala untuk mencoba membendung arus migran.
Mereka juga bersepakat untuk mendukung perluasan skema pengembalian para pencari suaka yang sudah berada di AS ke Meksiko untuk menunggu pemrosesan klaim mereka.
Di AS, arus migran telah mencapai tingkat yang sedemikian tinggi sehingga pangkalan AS yang sebelumnya digunakan untuk menahan orang Amerika keturunan Jepang selama Perang Dunia II untuk sementara waktu menampung sebanyak 1.400 anak-anak migran tanpa pendamping.
Pangkalan itu, Fort Sill di Oklahoma, sebelumnya telah digunakan untuk menampung anak-anak migran, termasuk pada masa kepresidenan Barack Obama.
Apa reaksinya?
Di media sosial beberapa orang Meksiko mengkritik keputusan presiden tentang pesawat itu, dan mengutuk gagasan bahwa dana dari pesawat – yang dibayar oleh pembayar pajak Meksiko – akan dibelanjakan untuk migran non-Meksiko.
Lainnya berpendapat bahwa jika pesawat belum terjual dalam enam bulan terakhir, tidak mungkin untuk menemukan pembeli dalam 45 hari ke depan, ketika kesepakatan bea impor AS-Meksiko berakhir.(ARF)