Bangkok, khatulistiwaonline.com
Penjualan pakaian warna hitam melonjak di Thailand saat negara tersebut masih berkabung atas wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej. Otoritas Thailand memperingatkan potensi kekurangan stok pakaian warna hitam secara nasional.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/10/2016), Kementerian Perdagangan Thailand menyatakan pihaknya akan bekerja bersama pabrik-pabrik garmen untuk memastikan suplai pakaian berkabung tetap stabil. Mereka menetapkan ancaman hukuman yang lebih berat untuk para pedagang maupun pihak-pihak yang berusaha menaikkan harga pakaian demi keuntungan pribadi.
Otoritas Thailand menetapkan masa berkabung nasional selama 1 tahun untuk menghormati Raja Bhumibol yang wafat di usia 88 tahun pada Kamis (13/10) sore. Selama masa berkabung selama 1 tahun, seluruh pegawai negeri di Thailand diwajibkan mengenakan pakaian warna hitam atau putih. Tidak hanya itu, untuk 30 hari ke depan, terhitung sejak Jumat (14/10), gedung-gedung pemerintah dan kantor publik wajib mengibarkan bendera setengah tiang.
Seluruh saluran televisi, termasuk jaringan satelit internasional, diwajibkan menayangkan program pemerintah yang isinya mengenang dan memuji Raja Bhumibol. Sejak Kamis (13/10), seluruh tayangan televisi di Thailand, juga media cetak dan online, hanya menampilkan gambar hitam-putih.
Otoritas Thailand awalnya akan memberlakukan perintah ini untuk 30 hari ke depan. Namun pada Jumat (14/10), otoritas setempat mengizinkan saluran televisi setempat untuk kembali pada program masing-masing dan tayangan kembali berwarna. Tapi tetap ada imbauan dari otoritas Thailand untuk stasiun televisi di negara tersebut.
“Program-program atau tayangan iklan tidak seharusnya ditayangkan untuk menghibur,” demikian pernyataan dari otoritas penyiaran Thailand, seperti dilansir AFP. Konten-konten yang tidak dianjurkan untuk ditayangkan selama masa berkabung, antara lain adegan menari, perayaan dan kekerasan.
Tidak hanya itu, seluruh presenter berita televisi harus mengenakan pakaian hitam atau putih, yang merupakan warna berkabung di Thailand. Mereka juga dilarang untuk membahas, menganalisis, atau mengkritik upacara pemakaman kerajaan.
Kemudian juga, seluruh fasilitas hiburan dan hingar-bingar dunia malam di negara itu diminta mengurangi aktivitasnya. Bar dan kelab malam di distrik merah Bangkok langsung tutup setelah kabar wafatnya Raja Bhumibol. Berbagai acara dan konser musik juga dibatalkan, termasuk acara ‘Full Moon Party’ yang banyak menarik perhatian turis asing.
Perintah-perintah itu memicu kekhawatiran bahwa perekonomian Thailand akan terkena dampaknya. Namun setidaknya penjualan pakaian warna hitam mengalami lonjakan di Thailand. Direktur Jenderal Perdagangan Domestik pada Kementerian Perdagangan Thailand, Nuntawan Sakuntanaga, menyerukan kepada warga untuk menahan diri membeli pakaian berkabung hingga pihak pabrik bisa memenuhi permintaan konsumen.
“Suplai kemeja warna hitam mungkin akan rendah dalam beberapa hari ke depan, tapi pabrik garmen bersikeras tidak akan ada kekurangan, sementara mereka akan memberlakukan harga normal.” tegas Nuntawan kepada media lokal, The Nation.
Setelah Raja Bhumibol wafat, sebut Nuntawan, pakaian warna hitam dijual dengan harga dua kali lipat dari harga normal. Kini, para pedagang yang menaikkan harga terancam hukuman denda hingga 140 ribu Baht (Rp 51 juta) dan hukuman 7 tahun penjara.(RED)