Kuala Lumpur –
Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, menyatakan bahwa status permanent resident (PR) yang dipegang Zakir Naik akan diputuskan setelah penyelidikan kepolisian selesai. Diketahui bahwa Zakir Naik tengah diselidiki polisi atas dugaan berniat memprovokasi untuk merusak perdamaian.
Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Jumat (16/8/2019), PM Mahathir menyatakan pemerintahannya akan menunggu hingga hasil penyelidikan kepolisian terhadap Zakir Naik mencapai kesimpulan akhir.
PM Mahathir menegaskan bahwa status permanent resident Zakir Naik bisa dicabut setelah dia terbukti melakukan hal-hal yang merusak kesejahteraan Malaysia.
“Pada saat ini, polisi sedang menyelidiki apakah dia (Zakir Naik-red) melakukannya atau tidak,” ucap PM Mahathir kepada wartawan setempat.
“Jika dia dinyatakan melakukan hal-hal yang merugikan negara ini, maka akan perlu untuk mencabut status permanent residentnya,” tegasnya.
Ditambahkan PM Mahathir bahwa tindakan tegas akan diambil untuk mencegah Zakir Naik menyampaikan ceramah provokatif yang mengadu domba ras berbeda.
Saat ditanya lebih lanjut apakah pemerintah akan meminta Zakir Naik merilis permohonan maaf ke publik Malaysia terkait komentar kontroversialnya soal minoritas Hindu dan etnis China, Mahathir meyakini hal itu tidak akan meredakan kemarahan publik.
“Untuk saat ini, kita serahkan kepada polisi untuk menyelidiki keseriusan pernyataan yang dia (Zakir Naik-red) sampaikan,” ujarnya.
Kepolisian Diraja Malaysia saat ini sedang menyelidiki Zakir naik atas dugaan melanggar pasal 504 UU Pidana Malaysia, yang mengatur soal tindak penghinaan secara sengaja dengan niat untuk memprovokasi demi merusak perdamaian. Penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima sedikitnya 115 laporan soal Zakir Naik.
Penyelidikan Kepolisian Malaysia dilaporkan fokus pada komentar-komentar Zakir Naik soal warga etnis minoritas di Malaysia yang disampaikan dalam sebuah acara dialog keagamaan di Kelantan, pekan lalu.
Dalam komentar itu, Zakir Naik menyinggung soal loyalitas warga Hindu di Malaysia kepada pemerintahan PM Mahathir. Dia mengklaim bahwa warga Hindu di Malaysia lebih setia pada PM India Narendra Modi daripada PM Mahathir, meskipun mendapatkan ‘100 kali’ lebih banyak hak dibandingkan warga muslim di India.
Tak hanya itu, Zakir Naik juga mencetuskan pengusiran warga etnis China yang disebutnya sebagai ‘tamu lama’ di Malaysia. Hal ini diungkapkan Zakir Naik saat merespons seruan deportasi untuk dirinya.
Zakir Naik yang berkewarganegaraan India ini, diketahui mendapatkan status permanent resident di Malaysia sejak tahun 2015. Dia diketahui menghindari otoritas India sejak tahun 2016, setelah dirinya dijerat dakwaan ujaran kebencian dan pencucian uang.(DAB)