JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Macet menjadi salah satu indikasi bahwa ekonomi bergeliat. Tentu ini tidak mengesampingkan pentingnya membangun transportasi publik yang baik,” kata Yustinus.
Kemudian dalam utasnya, di akun Twitter pribadinya @prastow, Yustinus menjelaskan kemacetan lalu lintas turut dipengaruhi tingkat penjualan kendaraan. Pada 2022, penjualan mobil naik 18,76% dan sepeda motor naik 3,24%. Itu adalah tanda daya beli masyarakat tetap stabil dan terjaga.
Dengan adanya kepadatan di jalan, dia juga menyebutkan hal itu menjadi representasi dari aktivitas masyarakat untuk menggerakkan perekonomian.
“Macet kerap menjengkelkan, namun itu representasi aktivitas masyarakat. Makin menggeliat tentu makin mampu mendorong aktivitas ekonomi. Sejalan dengan itu, pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan konsolidasi kebijakan fiskal dan moneter yang kuat,” kata Yustinus dalam utas Twitter-nya.
Meski begitu, pendapat berbeda diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang. Menurutnya ada perbedaan pola pikir antara Kemenkeu dengan praktisi transportasi.
Menurutnya tidak ada kabar baik di balik kemacetan di jalan, bila ada kepadatan di jalan artinya ada kesalahan sistem transportasi di suatu wilayah.
Deddy menegaskan bila dilihat dari sisi pengembangan transportasi, kemajuan sebuah bangsanya bukan dilihat dari kepadatan pengguna kendaraan di jalan-jalannya apalagi sampai ada kemacetan. (DON)