SUKABUMI,KHATULISTIWAONLINE.COM
Tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mendatangi kediaman Jujun Junaedi (45) pembuat helikopter asal Sukabumi, Jawa Barat. Hasil pengecekan, Lapan menyatakan helikopter bertenaga mesin penggerak genset itu belum layak terbang.
Teuku Ichwanul Hakim peneliti Lapan menyebut secara bentuk helikopter tersebut memang kondisinya sudah baik, namun untuk mesin penggerak dan baling-baling harus melalui pengujian lebih lanjut.
“Baling-baling belum sepenuhnya dibuat, penggerak untuk mengontrol baling-baling utama dan ekor juga belum terpasang semua. Kalau dilihat sekilas perlengkapan sudah ada tinggal nanti disempurnakan setelah semuanya terpasang,” kata Teuku, Selasa (19/11/2019).
Selain ornamen tersebut, ia juga meminta Jujun untuk mempertimbangkan kekuatan struktur helikopter buatannya. Setelah semua dianggap lengkap, langkah lanjutan adalah monitoring sistem dari masing-masing peralatan utama dalam helikopternya.
“Semuanya kan mengedepankan sisi keamanan, misalnya nanti yakin dari sisi kekuatan dan kinerjanya apakah sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalkan baling-baling sudah seimbang atau tidak, tinggal diuji lagi. Kalau secara bentuk sih sudah baik. Tinggal uji coba satu persatu apakah nantinya bekerja dengan baik,” katanya.
Menurutnya kekuatan mesin apabila mengikuti perhitungan teknis yang dibuat Jujun sebesar 24 tenaga kuda masih kurang. Karena minimal diperlukan sebesar 70 tenaga kuda untuk mengangkat beban helikopter berikut penumpangnya.
“Kalau untuk mengangkat itu pakai baling-baling utama, untuk menyeimbangkan agar stabil pakai baling di ekor belakang. Nah itu dua komponen utama. Selain itu untuk memastikan baling utama untuk mengangkat dengan stabil mesin juga harus kuat selanjutnya saling berkaitan. Sekitar 70 tenaga kuda untuk bisa ditumpangi 1 orang, untuk kondisi saat ini masih belum layak terbang,” katanya.
Pejabat Humas Lapan Jasyanto menambahkan, kedatangan pihaknya adalah bentuk motivasi untuk Jujun. Apresiasi juga diberikan kepada Jujun yang mau terjun langsung dalam pembuatan helikopter teknologi tinggi.
“Kita justru mengapresiasi, memberikan masukan kepada Pak Jujun ini yang sudah mau mengembangkan sesuatu dengan teknologi tinggi dan modal sendiri. Kalau ada kekurangan apa kita lengkapi, kita perkuat lagi pengetahuan Pak Jujun ini,” ucapnya.
“Ketika nanti Pak Jujun ini ingin helikopternya diterbangkan, ada panduan keselamatan yang harus dilalui. Jangan sampai nanti karena ketidaktahuan malah ada dampak lain, nanti ada aturan yang harus dilakukan ketika akan uji coba terbang. Karena kan tidak hanya keselamatan diri, karena ini benda terbang harus dipertimbangkan juga faktor keselamatan orang lain,” ucap Jasyanto.(DAB)