JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengunjungi Syekh Ali Jaber di kediamannya usai kejadian penusukan di Lampung. Boy mengapresiasi sikap Syekh Ali Jaber dalam menyikapi insiden penusukan yang dialami.
“Kami sangat bersimpati terhadap apa yang disampaikan dalam menyikapi peristiwa ini. Beliau justru berupaya menenangkan masyarakat agar tidak main hakim sendiri. Hal ini merupakan contoh akhlak mulia dan perlu dicontoh. Proses hukum tetap berjalan dan kami berharap dapat memberikan rasa keadilan,” kata Komjen Boy dalam keterangan tertulis dari BNPT, Selasa (22/9/2020).
Boy menyatakan akan terus mengawal dan memastikan penanganan secara hukum berjalan dengan maksimal, objektif, dan sesuai fakta lapangan. Ia berharap kejadian serupa tidak lagi menimpa ulama maupun aktivitas religi lainnya.
Kunjungan Boy ke kediaman Syekh Ali Jaber dilaksanakan pada Senin (21/9) sore kemarin dan didampingi Direktur Pencegahan BNPT Kombes R Ahmad Nurwakhid. Kedatangannya disambut hangat oleh Syekh Ali Jaber, beserta adiknya, Syekh Muhammad Jaber dan sang ayah Arief Pribadi.
Dalam kunjungan ini, Syekh Ali Jaber menjelaskan kembali kronologis kejadian penusukan terhadapnya pada 13 September lalu di Lampung. Ia menyampaikan tidak ingin menyalahkan suatu pihak dan berharap masyarakat tidak mudah terpancing emosi.
“Mudah-mudahan bisa membuat damai, mempersatukan umat. Saya bangga sekali, perhatian dan respons yang didapatkan luar biasa dari seluruh kalangan ulama dari berbagai aliran yang menyampaikan perhatiannya. Ini saya ambil hikmahnya,” ujar Syekh Ali Jaber.
Ia juga mengapresiasi kunjungan Kepala BNPT yang dianggapnya seperti saudara yang kerap berkomunikasi. Dia berharap sinergi antara aparat keamanan di negeri ini, baik dari pemerintah, umara dan ulama, dapat diperkuat.
“Sebelum kita meminta kebaikan, kita harus mewujudkan kebaikan dalam diri. Wujud kebaikan salah satunya adalah adil. Untuk masyarakat, kasus ini masih ditangani. Ini merupakan kejadian qadarullah dan merupakan ujian,” ujar Syekh Ali Jaber.
“Saya harap kepada ulama yang membawa contoh nama baik Islam agar bisa meniru Nabi Muhammad SAW, terujinya akhlak seseorang itu ketika dihina, dicaci dan dizalimi. Nabi tidak pernah marah untuk dirinya sendiri. Ini hanya upaya dengan kelemahan yang saya miliki untuk meniru beliau,” imbuhnya.(DON)