JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Gelombang penolakan safari politik Anies Baswedan mulai merebak.
Jawa Timur yang identik dengan basis massa kaum Nahdliyin menjadi target gerilya politik capres dari Partai Nasdem tersebut.
Menurut informasi dijadwalkan tanggal 27 November mantan Gubernur DKI hasil Pilkada “brutal” 2018 lalu akan mengunjungi Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Sejumlah elemen masyarakat dan ormas anti politik identitas bereaksi keras atas rencana kunjungan tersebut. Spanduk bertebaran di sudut kota menjadi bentuk ketegasan penolakan.
Salah satunya ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) bereaksi keras dengan menyerukan kepada anggotanya di Jawa Timur untuk konsisten kampanyekan Persatuan dan Kebhinekaan, tolak Khilafah dan Politik Identitas.
Gus Wal dalam keterangan pers yang diterima Khatulistiwa online, Senin (14/11/2022) mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat akan bahaya safari politik Anies Baswedan.
“Anies Baswedan yang sudah dinobatkan sebagai Bapak Politik Identitas saya himbau tidak blusukan ke berbagai daerah utamanya di Bondowoso dan Jawa Timur. Suasana kondusif di Jawa Timur khususnya Bondowoso yang selama ini harmonis dengan kebhinekaan jangan sekali-kali dinodai dengan modus politik identitas untuk kepentingan kekuasaan 2024 nanti” tegas Gus Wal.
Kontroversi gerakan politik Anies Baswedan dan pendukungnya, kata Gus Wal seyogyanya disikapi dengan kewaspadaan oleh pihak aparat terkait.
Keamanan Kota Bondowoso terancam memanas dengan rencana kehadiran Anies.
Selanjutnya Gus Wal juga menyerukan penolakan potensi gerakan memecah belah masyarakat akar rumput terkait dukung mendukung Capres yang masih terlalu prematur dilakukan Anies.
“Jangan adu domba masyarakat Jawa Timur yang bermartabat berbudaya kalau hanya untuk kepentingan kekuasaan dengan menggunakan politik identitas. Kedatangan Anies Baswedan di Bondowoso juga bisa dikatakan mencuri start kampanye, padahal pemilu masih sangat jauh.
Jika aparat tidak mampu, PNIB akan berada di barisan terdepan menghalau kepentingan politik identitas di Jawa Timur.
“Saya selaku Ketua Umum PNIB sudah menginstruksikan para kader pecinta NKRI untuk membuat pos-pos pemantau pergerakan kelompok politik identitas. Kami tidak mengancam tetapi sekedar mengingatkan potensi terjadinya gesekan horizontal atas kedatangan Anies Baswedan” seru Gus Wal dengan nada serius.
“Kami akan bekerja sama dengan elemen masyarakat lain untuk mengingatkan ancaman integritas bangsa jika kepentingan politik identitas yang sableng tersebut dilakukan mengatasnamakan agama.
Penolakan yang kami lakukan tidak terbatas di Jawa Timur, namun juga di seluruh Nusantara. Persatuan dan kesatuan bangsa ini lebih penting daripada ambisi kekuasaan. Hanya satu kata dari PNIB yaitu : Lawan!!” tambah Gus Wal.
Bahaya politik identitas yang diusung Anies Baswedan, menurut Gus Wal telah terbukti memecah belah DKI.
“Siapapun pendana yang mendukung gerakan tersebut akan berhadapan dengan PNIB.
Tolak Khilafah Dan Politik Identitas sampai kiamat” tegas Gus Wal. (JRS)