Caracas –
Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido bersaing untuk mengendalikan militer. Australia hari Minggu (27/1) mengatakan akan mengakui Guaido sebagai presiden transisi Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang pekan lalu menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dengan alasan pemilihan curang, bersaing untuk mengendalikan militer di tengah krisis politik yang berkembang di negara itu. Maduro hari Minggu (27/1) meninjau sebuah latihan militer (foto artikel) dan mengatakan tentara setia kepada presiden dan akan membela negara.
Juan Guaido, Ketua Majelis Nasional berusaha untuk terus mendapat dukungan internasional dan menawarkan amnesti kepada tentara yang bergabung dengannya. Pada hari Minggu, dia membagikan selebaran kepada tentara yang isinya merinci undang-undang amnesti yang diusulkan jika mereka membantu menggulingkan Maduro.
Guaido juga menyerukan protes baru dalam upaya untuk mendesak militer meninggalkan Maduro. Dia menyatakan mendukung tuntutan Uni Eropa agar melaksanakan pemilihan umum baru. Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, Guaido menyerukan pemogokan nasional pada hari Rabu (30/1), antara lain “untuk menuntut pihak angkatan bersenjata (bersama) dengan rakyat.”
Jerman tuntut pemilu baru
Jerman, Spanyol, Inggris, Prancis dan Belanda mengatakan mereka akan mengakui Juan Guaido sebagai pemimpin Venezuela, kecuali jika Nicolas Maduro setuju mengadakan pemilihan umum baru dalam waktu delapan hari.
Namun kepada CNN Turki, Maduro menolak tuntutan itu dan mengatakan, negara-negara Eropa “harus menarik ultimatum ini.”
“Venezuela tidak terikat dengan Eropa. Ini penghinaan total,” tukas Maduro dan mengatakan tindakan negara-negara Eropa sebagai “kesalahan.”
Hingga kini, Rusia dan Cina menyatakan tetap mendukung Nicolas Maduro sebagai penguasa Venezuela.
AS peringatkan Maduro, Australia dukung Guaido
Penasihat keamanan nasional AS John Bolton lewat Twitter memperingatkan Venezuela bahwa “setiap kekerasan dan intimidasi terhadap personel diplomatik AS, pemimpin demokrasi Venezuela, Juan Guaido, atau Majelis Nasional akan merupakan serangan besar pada aturan hukum dan akan dijawab dengan respon yang signifikan.”
AS juga menyatakan bahwa mereka menerima tokoh oposisi Venezuela Carlos Alfredo Vecchio sebagai perwakilan diplomatik Venezuela di AS.
Australia hari Minggu mengatakan mereka akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Sebelumnya Kanada, sejumlah negara Amerika Latin dan Eropa menyatakan hal yang sama.
“Australia mengakui dan mendukung Presiden Majelis Nasional, Juan Guaido, dalam posisi sebagai presiden sementara … sampai pemilihan umum diadakan,” kata Menteri Luar Negeri Marise Payne, sambil menyerukan “transisi menuju demokrasi di Venezuela sesegera mungkin.” (ADI)