JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Sebuah pesawat pengamatan militer Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu terbang di atas Ukraina. Hal ini dilakukan sebagai respon atas ‘serangan tak beralasan’ Rusia terhadap kapal-kapal perang angkatan laut dan pelaut Ukraina di lepas pantai Semenanjung Krimea.
Dilansir ABC, Jumat (7/12/2018), Departemen Pertahanan AS dalam pernyataannya pada Kamis (6/12) waktu setempat mengatakan tindakan Rusia terhadap kapal-kapal perang Ukraina tersebut merupakan eskalasi berbahaya dalam pola aktivitas yang semakin provokatif dan mengancam.
Kepada ABC, juru bicara Departemen Pertahanan AS, Eric Pahon menyebut penerbangan Angkatan Udara AS OC-135 tersebut adalah yang pertama sejak pencaplokan Rusia atas semenanjung Krimea pada 2014 lalu.
Pahon melanjutkan, 34 negara menjadi bagian dari perjanjian yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan citra udara dan melakukan pengawasan terhadap pasukan militer dan kegiatan negara lain.
“(Perjanjian itu) mempromosikan keterbukaan dan transparansi dalam kegiatan militer melalui timbal balik, penerbangan observasi tak bersenjata,” kata Pahon.
Namun menurut Pahon, penerbangan ‘luar biasa’ AS pekan lalu dilakukan di luar jumlah penerbangan yang disetujui sebelumnya untuk tahun itu, yang diminta berdasarkan perjanjian oleh Direktorat Kontrol Senjata Staf Umum Ukraina.
Sementara itu, Departemen Pertahanan AS tidak akan berkomentar apakah jalur penerbangan OC-135 melintasi Krimea.
“Amerika Serikat mencari hubungan yang lebih baik dengan Rusia, tetapi ini tidak dapat terjadi sementara tindakan tidak sah dan tidak stabil terus berlanjut di Ukraina dan tempat lain,” kata pernyataan Departemen Pertahanan AS.
Pengamat dari AS, Kanada, Jerman, Prancis, Inggris, Rumania, dan Ukraina berada di dalam pesawat, yang berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland pada 30 November 2018, dan melakukan perjalanan ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman sebelum terbang di atas Ukraina.
Ada 25 personel militer AS yang ikut serta dalam penerbangan itu, termasuk 17 awak dari Wing ke-55 dari Markas Angkatan Udara Offut di Nebraska dan 8 personel dari Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA).(ADI)