Pyongyang –
Militer Korea Selatan (Korsel) menyebut proyektil yang baru saja ditembakkan Korea Utara (Korut) merupakan dua rudal jarak pendek. Peluncuran rudal oleh Korut ini menjadi aktivitas kedua dalam sepekan terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (9/5/2019), pernyataan kantor Kepala Staf Gabungan pada militer Korsel menyebut ada dua rudal yang ditembakkan Korut pada Kamis (9/5) sekitar pukul 16.29 waktu setempat dan pukul 16.49 waktu setempat.
Rudal-rudal itu terpantau ditembakkan dari area Kusong, Korut sebelah barat laut menuju ke arah timur negara tersebut. Menurut Korsel, dua rudal Korut itu mampu melesat sejauh 420 kilometer dan 270 kilometer, serta mencapai ketinggian sekitar 50 kilometer sebelum jatuh ke lautan.
Aktivitas Korut menembakkan dua rudalnya ini terjadi saat Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korut, Stephen Biegun, tengah berada di Seoul, Korsel untuk berunding dengan Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-Wha, dan Utusan Nuklir Lee Do-Hoon.
Secara terpisah, para pengamat menyatakan terlalu dini untuk memperkirakan jenis rudal yang baru saja ditembakkan Korut. “Anda tidak tahu jenis rudal apa itu hanya dari mengetahui seberapa jauh rudal itu melesat,” ujar peneliti senior pada Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, Yang Uk.
“Korea Utara telah kembali pada taktik eskalasi klasik. Saya yakin mereka akan tetap meningkatkannya dengan menggunakan apa yang tampaknya merupakan rudal jarak pendek, sesuatu yang tidak akan memicu reaksi AS secara langsung,”
Usai peluncuran rudal Korut pada Kamis (9/5) waktu setempat, militer Korsel menyatakan pihaknya meningkatkan keamanan dan aktivitas pemantauan sebagai antisipasi jika ada peluncuran lainnya. Korsel juga bekerja sama dengan AS untuk mendapatkan informasi soal rudal-rudal yang ditembakkan Korut.
Juru bicara Istana Kepresidenan Korsel menyatakan Chung Eui-Yong selaku penasihat keamanan nasional untuk Presiden Moon Jae-In memantau secara seksama situasi terkini melalui video conference dengan militer Korsel.
Belum ada tanggapan AS terkait hal ini. Sementara Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan tidak mendeteksi adanya rudal balistik di wilayah perairannya atau di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan menilai tidak ada dampak langsung terhadap keamanan wilayahnya.
Aktivitas Korut menembakkan dua rudal jarak pendek ini terjadi kurang dari satu pekan setelah pemimpin Korut, Kim Jong-Un, mengawasi uji coba sistem persenjataan terbaru, yang terdiri dari sejumlah roket dan setidaknya satu rudal jarak pendek.
Uji coba pada Sabtu (4/5) lalu telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea, tepat saat kebuntuan tengah menyelimuti perundingan antara Korut dan AS. Dalam pernyataan terbaru pada Rabu (8/5) waktu setempat, Korut mengecam AS dan Korsel yang menyebut uji coba Korut itu sebagai aksi provokasi. Ditegaskan Korut bahwa uji coba pekan lalu merupakan uji coba ‘rutin dan bersifat mempertahankan diri’.(NGO)