Pyongyang –
Korea Utara (Korut) lagi-lagi meluncurkan proyektil tak teridentifikasi dari wilayahnya. Proyektil itu dilaporkan terjatuh ke perairan dekat pantai Jepang.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Selasa (6/8/2019), kantor Kepala Kantor Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) atau JCS dalam pernyataan terbaru menyebut dua proyektil dari Provinsi Hwanghae Selatan, Korut. JCS menyebut kemungkinan proyektil itu adalah rudal balistik jarak pendek.
JCS dalam pernyataannya menyebut kedua proyektil itu diluncurkan pada Selasa (6/8) pagi waktu setempat dan berhasil mengudara sejauh 450 kilometer.
Disebutkan juga bahwa proyektil itu mampu mencapai ketinggian 37 kilometer dengan kecepatan maksimum di atas Mach 6.9 sebelum terjatuh ke perairan di pantai timur Korut.
“Militer sedang menjaga kesiapan dengan memantau pergerakan terkait persiapan untuk peluncuran lebih lanjut,” demikian pernyataan JCS.
Dalam pernyataannya, JCS menyebut proyektil-proyektil yang baru diluncurkan Korut memiliki karakteristik terbang yang mirip dengan rudal-rudal jarak pendek buatan Korut yang diluncurkan 25 Juli lalu — yang mengudara sejauh 600 kilometer.
Militer Korsel sebelumnya menyebut data terbang dari rudal-rudal Korut yang diluncurkan Juli lalu menunjukkan kemiripan dengan rudal buatan Rusia, Iskander, yang merupakan jenis rudal berkemampuan nuklir dengan bahan bakar solid.
Rudal buatan Rusia itu diketahui sangat mahir dalam bermanuver dan mengudara di lintasan lebih rendah dibandingkan persenjataan balistik konvensional, sehingga meningkatkan kesempatan untuk menghindari sistem pertahanan rudal. Pekan lalu, Korut juga menggelar uji tembak untuk persenjataan yang disebut sebagai sistem peluncur roket multiple jenis baru.
Laporan AFP menyebut peluncuran proyektil oleh Korut ini merupakan aktivitas keempat dalam 12 hari terakhir. Korut sebelumnya diketahui meluncurkan rudal balistik dan proyektil yang diduga rudal balistik pada 25 Juli, 31 Juli dan 2 Agustus lalu. Peluncuran-peluncuran itu diklaim Korut sebagai peringatan untuk latihan militer gabungan antara Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan peluncuran Korut itu tidak memberikan ancaman mendesak terhadap keamanan wilayah mereka.(ARF)