California, khatulistiwaonline.com
Korban tewas dalam kebakaran dahsyat di Oakland, California, Amerika Serikat (AS) bertambah menjadi 33 orang. Penyebab kebakaran ini masih diselidiki oleh otoritas setempat, dengan melibatkan unit pidana kejaksaan setempat.
Gedung dua lantai yang dilanda kebakaran itu memiliki izin bangunan hanya untuk gudang, yang kemudian dialihfungsikan menjadi tempat penyimpanan koleksi seniman lokal, yang bernama Ghost Ship Artists Collective. Otoritas setempat mencurigai gedung itu juga menjadi tempat tinggal secara ilegal.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (5/12/2016), lantai dua gedung itu sedang digunakan untuk menggelar pesta dansa saat kebakaran terjadi pada (2/12) malam waktu setempat. Pesta musik elektronik itu digelar tanpa izin resmi dan diperkirakan dihadiri sekitar 50-100 tamu.
Penyebab kebakaran di gedung itu belum diketahui pasti. Disebutkan otoritas setempat, aksi pembakaran secara sengaja tidak masuk dugaan penyebab. Namun otoritas setempat tengah mencari tahu apakah ada aturan bangunan yang dilanggar oleh pemilik dan pengguna gedung itu.
Mayor Libby Schaaf dari kantor Jaksa Distrik Alameda County telah mengerahkan tim penyelidik pidana ke lokasi kejadian. Kehadiran tim jaksa itu dimaksudkan untuk memantau proses evakuasi dan penyelidikan kepolisian, namun tim enggan mengomentari apakah penyelidikan kriminal telah dimulai.
Hingga Minggu (4/12) malam, disebutkan juru bicara kantor sheriff Alameda County Sersan Ray Kelly, baru 35-40 persen bagian gedung yang telah disisir. Kepolisian dan otoritas setempat tidak tahu pasti jumlah orang yang ada di dalam gedung saat kebakaran terjadi.
“Saya tidak tahu ada berapa banyak orang yang masih tersisa di sana. Kami tidak tahu berapa banyak orang ada di dalam gedung itu, pada malam kejadian … Kami memperkirakan hal terburuk dan mengharapkan yang terbaik terkait berapa banyak korban lagi yang akan kami temukan,” terangnya.
Operasi penyelamatan dan evakuasi korban mengalami penundaan selama beberapa jam, setelah bagian atap roboh ke lantai dua saat kebakaran masih terjadi. Beberapa saat kemudian, sejumlah bagian lantai dua roboh ke lantai satu hingga membuat gedung tidak aman untuk dimasuki.
Petugas penyelamat berjuang keras menyingkirkan puing sembari mencari lokasi korban di dalam bangunan yang sudah tidak stabil strukturnya. “Kami menemukan korban di setiap sudut gudang. Kami menemukan korban di lokasi yang paling tidak diharapkan,” sebut Kelly.
Gedung itu dilaporkan dipenuhi barang-barang seni, mebel, rak dan dilengkapi berbagai sofa serta karpet berwarna-warni. Ruangan yang ada di gedung itu berbentuk mirip labirin, dengan sedikit akses pintu keluar-masuk. Di dalam gedung itu, dilaporkan tidak ada alat pendeteksi asap dan juga alat pemadam api. (MAD)