Chicago –
Korban tewas akibat cuaca dingin ekstrem ala kutub yang dipicu polar vortex di Amerika Serikat (AS) bertambah menjadi 21 orang. Otoritas setempat memperkirakan jumlah korban tewas masih bisa bertambah.
Seperti dilaporkan media ternama AS, New York Times dan dilansir Anadolu Agency, Sabtu (2/2/2019), lima orang dilaporkan tewas di Illinois dan enam orang lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas di tengah cuaca dingin ekstrem di Iowa.
Salah satu korban tewas di Iowa merupakan seorang mahasiswa Universitas Iowa bernama Gerald Belz, yang ditemukan tewas di luar asramanya.
Di Milwaukee, Wisconsin, seorang wanita ditemukan tewas kedinginan di dalam sebuah apartemen setelah termostat miliknya mengalami malfungsi. Masih di Wisconsin, seorang pria paruh baya berusia 55 tahun ditemukan tewas membeku di garasi rumahnya setelah jatuh pingsan saat menyekop timbunan salju.
Dua orang lainnya dilaporkan tewas kedinginan di dekat rumah mereka di Michigan.
Laporan menyebut dua orang tewas di New York dalam insiden yang dipicu suhu udara membekukan. Disebutkan bahwa satu orang tewas saat menggunakan snowblower dan satu lainnya tewas saat menyekop timbunan salju.
Di wilayah Indiana, dua orang yang merupakan pasangan suami-istri yang masih muda, tewas dalam kecelakaan mobil yang terjadi saat cuaca ekstrem. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal dua korban tewas lainnya.
Suhu udara ala kutub yang menyelimut wilayah bagian Midwest dan timur AS saat ini disebabkan oleh polar vortex, hembusan angin dingin membekukan yang biasanya akan melakukan sirkulasi di sekitar Kutub Utara. Kebanyakan warga AS di bagian tengah AS terpaksa merasa suhu udara membekukan hingga minus dua digit di bawah nol derajat Celsius.
Di wilayah Midwest dan Great Lakes, suhu udara dilaporkan mencapai minus 63 derajat Fahrenheit atau setara minus 53 derajat Celsius. Jika terpapar udara dingin di bawah lima menit, orang-orang bisa terkena frostbite atau radang dingin, di mana jaringan tubuh membeku dan rusak akibat suhu udara rendah.
Suhu udara di Chicago dilaporkan mencapai minus 21 derajat Fahrenheit atau setara minus 29 derajat Celsius pada Kamis (31/1) lalu. Suhu udara di negara bagian Illinois tercatat sempat mencapai minus 38 derajat Celsius atau setara minus 39 derajat Celsius. Lebih dari 2.300 penerbangan dibatalkan di sejumlah wilayah AS akibat cuaca dingin ekstrem ini.
Prakiraan cuaca menyebut situasi mengkhawatirkan ini akan sedikit membaik, dengan prediksi menyebut suhu udara akan sedikit menghangat pada akhir pekan, yakni mencapai 50 derajat Fahrenheit atau setara 10 derajat Celsius di beberapa wilayah AS bagian tengah.(NOV)