JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Kongres Umat Islam Indonesia ke-7 di Bangka Belitung pada 26-29 Februari 2020. Kongres itu rencannya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sebagiannya akan dibuka oleh RI 1, yaitu Presiden Republik Indonesia,” kata Wasekjen MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Amirsyah Tambunan di kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020).
Ada delapan komisi dalam Kongres yang akan membahas isu-isu yang berkaitan dengan umat Islam. Amirsyah berharap Kongres Umat Islam Indonesia menghasilkan penguatan di sejumlah aspek, seperti ideologi politik, hukum, hingga ekonomi umat.
“Penguatan politik dalam konteks ideologi politik negara, yaitu mengukuhkan Pancasila sebagai ideologi negara. Jadi kalau ada pernyataan yang nyeleneh tentang Pancasila, maka ini jadi bagian dari pikiran-pikiran yang bertentangan dengan ideologi. Kedua tadi penguatan hukum, intinya bagaimana kita melakukan penguatan dalam konteks bernegara,” ujar Amirsyah.
“Jadi banyaknya korupsi di negara ini yang disebut darurat korupsi harus kita diselesaikan lewat penegakan hukum. Maka semua warga negara berhak melakukan social control terhadap negara sehingga penegakan hukum bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini juga harus penguatan ekonomi umat, penguatan pendidikan, sosial, dan filantrofis,” imbuhnya.
Sementara itu, Wasekjen Dewan Pimpinan MUI yang juga Panitia Pengarah KUII Nadjamuddin Ramly mengatakan pihaknya akan mengundang sembilan ketua umum partai politik yang punya kursi di DPR, yaitu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Presiden PKS Sohibul Iman. Ramly berharap para ketum parpol itu bisa hadir dan menjadi narasumber di Kongres.
“Partai politik yang memiliki anggota DPR di Senayan. Apa maksud menghadirkan sembilan partai politik ini? Nah, ini terkait kepentingan-kepentingan regulasi yang dihadapi umat Islam Indonesia. Karena kita tahu pembentuk undang-undang itu Presiden dan DPR kaitannya dengan hukum, bagaimana omnibus law ini menjadi sesuatu yang baru. Banyak yang bereaksi keras dengan omnibuas law,” ujar Ramly.
Selain para ketum parpol, KUII juga akan mengundang para menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua DPR Puan Maharani, serta sejumlah tokoh agama dan ekonomi. Para tokoh yang diundang antara lain Jusuf Kalla, Chairul Tanjung, Sandiaga Uno, Haedar Nasir, Said Aqil Siradj, Hamdan Zoelva, Siti Zuhro, hingga Din Syamsuddin.
Seperti diketahui, Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII 2020 rencananya akan dihadiri kurang lebih 700 orang peserta. Dipilihnya Bangka Belitung dengan pertimbangan wisata halal di provinsi tersebut yang kini mulai dikembangkan. Pelaksanaan kongres diharapkan dapat mempromosikan wisata halal di Babel sekaligus menyumbang pendapatan negara.(VAN)