Liverpool –
Juergen Klopp mengkritik Liga Inggris yang memulai pekan pertama lebih awal dari liga lain di Eropa. Menurutnya hal itu berdampak buruk bagi kebugaran pemain.
Liverpool akhir pekan ini sudah harus berlaga menghadapi Manchester City di ajang Comunnity Minggu (4/8/2019) malam WIB. Laga ini hanya berjarak kurang dari dua bulan setelah The Reds mengalahkan Tottenham Hotspur di final Liga Champions.
Satu pekan berselang skuat Klopp sudah harus tampil di gameweek pertama Liga Inggris melawan Norwich City di Anfield, Sabtu (10/8). Jadwal padat ini membuat para pemain Liverpool yang tampil di Piala Afrika dan Copa Amerika tak punya waktu libur yang memadai.
Sadio Mane yang berlaga bersama Senegal di final Piala Afrika 2019 19 Juli lalu diberi izin oleh Si Merah untuk tak turun di Comunnity Shield. Sementara Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Alisson Becker yang baru kembali dari tugas negara awal pekan ini diragukan kebugarannya karena hanya libur tiga minggu.
Situasi ini membuat Klopp mengkritik kebijakan Liga Inggris yang memainkan pekan pertama lebih cepat daripada liga top Eropa lainnya. Liga Spanyol diketahui baru menggelar pekan pertama pada (17/8) sementara Liga Italia paling belakang (24/8).
“Saya berbicara dengan Carlo Ancelotti – Liga Italia memiliki 20 tim dan memulai musim dengan baik pada 24 Agustus. (Kalidou) Koulibaly bermain bersama dengan Sadio di Piala Afrika dan memiliki empat minggu liburan sebelum kembali berlaga,” ujar Klopp dikutip dari Yahoosports.
“Saya tidak tahu mengapa kami memulai lebih awal. Tahun depan ada Copa (Amerika) dan Euro. Kami kembali harus memulai liga di tanggal yang sama. Saya tidak tahu mengapa,” sambungnya.
Klopp merasa Liga Inggris tak perlu memaksakan untuk berlaga lebih awal. Ia menilai dengan pamor yang dimilikinya, kompetisi kasta teratas di Negeri Elizabeth ini tak bakal kehilangan para penonton.
“Liga Premier Inggris adalah produk yang luar biasa sehingga semua orang akan menontonnya. Kami tidak tidak butuh bermain dua pekan lebih awal ketimbang yang lain, cuma di Inggris.”
“Saya suka sepakbola dan menyukai untuk bermain setiap minggu. Tapi kami juga harus memikirkan para pemain, namun sayang tak ada yang ingin melakukan hal tersebut.”
“Dari waktu ke waktu saya memulai diskusi. Lalu seseorang mengira ‘oh, dia mencari alasan’ tetapi kita harus memikirkan hal ini dan tidak ada yang serius mau melakukannya, terutama di Inggris ,” tutupnya.(RIF)