BANDUNG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Debit air di Situ Cipanunjang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung menyusut drastis. Hal ini terjadi karena kemarau berkepanjangan, akibatnya distribusi air baku PDAM ke wilayah Bandung Raya terganggu.
Pantauan khatulistiwa, Senin (8/10/2018) di Situ Cipanunjang, Desa Margaluyu, Kacamatan Pangalengan, sejumlah perahu dan rakit yang biasa digunakan warga ikut karam. Sedangkan, tanah yang tidak terairi mengering dan pecah-pecah. Selain itu, menara pengukur Tinggi Muka Air (TMA), tampak jelas terlihat.
Padahal menurut warga sekitar di musim hujan menara TMA tersebut nyaris tidak terlihat, hanya bagian atasnya saja yang tampak. “Kalau pas musim hujan menara ini tertutup air, hanya terlihat atasnya saja,” kata Dede saat ditemui di Situ Cipanjunjang.
Ia mengungkapkan genangan air Situ Cipanjunjang menyusut drastis. Penyusutan air terjadi karena keamarau berkepanjangan. Bahkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini penyusutan air nya lebih parah.
“Genangan air sedikit bertambah sekitar lima persen, sebelumnya air menyusut sekali. Selain itu kalau pas hujan air bisa sampai sini, penuh ke atas,” ungkapnya sambil menunjuk Tembok Penahan Tanah (TPT).
Dede menjelaskan, sumber air tersebut digunakan untuk kebutuhan air baku PDAM Tirta Wening Kota Bandung. “Air yang digunakan oleh warga Kota, Bandung sumbernya dari sini, jangan salah kalau sekarang distribusi air terganggu karena jumlah volume airnya di sumbernya sedikit,” jelasnya.
Selain berdampak ke distribusi air baku PDAM Tirta Wening, penyusutan debot air di Situ Cipanunjang juga berdampak ke distribusi air baku PDAM Tirtaraharja.
Sementara itu, warga lainnya Elis menuturkan musim kemarau yang menyusutkan genangan air Situ Cipananjung sudah terjadi hampir selama pat bulan.
“Sudah hampir empat bulan terjadi kemarau di wilayah ini. Setiap tahun seperti ini, kalau kemarau pasti airnya menyusut. Dibanding tahun kemarin lebih parah saat ini,” ujarnya.
Menurutnya genangan air Situ Cipanunjang juga digunakan warga untuk kebutuhan sehari-harinya. Digunakan untuk mandi dan mencuci. “Paling mandi dan mencuci pakaian. Kalau buat masak atau minum enggak menggunakan air tersebut,” tambahnya.
Selain itu, air sumur warga yang berada di sekitar di Situ Cipanunjang ikut mengering, sehingga warga harus berjalan jauh atau mengangkut menggunakan motor ke sumber mata air.
“Gratis ngambil airnya, tapi kan pakai bensin. Tetep uang-uang lagi. Sampai saat ini batuan air belum sampai ke sini,” ujar Elis. (MAD)