JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Orang tua salah satu anggota laskar FPI yang tewas ditembak, Suhada, mengaku pernah ditelepon polisi terkait permintaan melakukan autopsi jenazah. Seseorang yang menelpon itu, kata Suhada, mengaku dari Polda Metro Jaya.
“Nah, kalau disebut sempat minta izin, Selasa (8/12) siang, ada seseorang menelpon kepada saya mengaku dari Polda Metro Jaya untuk meminta izin, by phone, dan ini menurut saya sangat sangat sangat kurang beradab, kurang beretika,” kata Suhada di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).
Suhada mengatakan tidak pernah memberi izin. Dia pun heran permintaan autopsi yang dilakukan lewat telepon.
“Kita tidak pernah mengizinkan, pihak keluarga tidak pernah mengizinkan polisi untuk mengadakan autopsi terhadap jenazah para syuhada tersebut,” ujarnya.
“Kok lewat telepon gitu lho, ini institusi negara yang besar, ini bukan perkara yang kecil, bukan perkara yang main-main, ini perkara nyawa 6 orang yang mereka sudah gagal lindungi sementara negara itu kan wajib melindungi nyawa warga negara, ini nggak ada sama sekali,” lanjut Suhada.
Sebelumnya, Suhada bersama keluarga laskar FPI lain mendatangi Komnas HAM. Kedatangannya itu guna memberikan beberapa dokumen berupa foto dan video jenazah laskar FPI yang tewas ditembak.(DAB)