JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Kampanye pemilihan umum (Pemilu) di Bangladesh berakhir dengan kekerasan. Selain penangkapan aktivis oposisi oleh penguasa, seorang pendukung partai penguasa juga dibunuh oleh kelompok oposisi.
Dilansir dari AFP, Sabtu (29/12/2018), kekerasan yang lebih mematikan pada Pemilu Bangladesh kali ini telah meningkatkan kekhawatiran dunia internasional. AFP menyebutkan, Pemilu kali ini adalah momen untuk Perdana Menteri Sheikh Hasina memimpin Bangladesh untuk keempat kalinya.
Kepolisian setempat mengungkapkan, seorang pendukung partai penguasa, partai Liga Awami dibunuh oleh pengikut oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). Sementara itu, BNP juga mengklaim bahwa 19 lebih dari aktivisnya telah ditahan menjelang pemungutan suara yang akan berlangsung pada Minggu (30/12).
Pihak berwenang di Bangladesh juga menangguhkan layanan internet 3G dan 4G yang berkecepatan tinggi selama beberapa jam. Hal ini dilakukan untuk meredam upaya propaganda yang memicu terjadinya kerusuhan.
Masa kampanye resmi Pemilu Bangladesh telah berakhir pada Jumat (29/12). 7 pekan sebelumnya masa kampanye berakhir, bentrokan jalanan terjadi dan meluas ke beberapa daerah, dengan tuduhan adanya penumpasan terhadap oposisi.
Sebuah jajak pendapat menunjukkan bawah Hasinah merupakan favorit untuk menang kembali pada pemilu kali ini, meskipun ada kontroversi.
Polisi mengatakan pendukung Liga Awami dipukuli hingga tewas di kota Sylhet pada Kamis (27) malam.
Polisi telah melaporkan kematian dua aktivis Liga Awami sejak kampanye dibuka pada 8 November. BNP mengatakan delapan pendukungnya tewas dalam bentrokan.
Kepala polisi Sylhet, Shah Harunur Rashid mengatakan kepada AFP, bahwa dua pendukung BNP telah ditangkap karena pembunuhan. Namun BNP membantah terlibat.
Polisi dan pejabat BNP juga mengungkapkan, 19 belas aktivis BNP ditangkap ketika polisi dan penjaga paramiliter menyerbu kamp pemilihan seorang kandidat partai dan beberapa desa di Bangladesh selatan.
Polisi juga menyelidiki kebakaran yang mencurigakan di markas aliansi oposisi Persatuan Nasional Front di Dhaka pada Jumat (29/12).
Ribuan pendukung Liga Awami berunjuk rasa di ibu kota Dhaka saat para kandidat memberikan suara di menit-menit terakhir. Namun BNP mengatakan ribuan aktivisnya dikurung sebagai bagian dari upaya untuk mencurangi Pemilu. BNP menyebut aktivisnya itu telah dicegah untuk mengadakan rapat umum terakhirnya di Dhaka.
Sementara itu PM Hasina mengabaikan tuduhan bahawa dirinya menggunakan taktik otoriter dan memfokuskan kampanye terakhirnya untuk mendesak 104 juta pemilih Bangladesh agar memberinya istilah baru untuk mendorong pembangunan ekonomi negara Asia Selatan yang miskin itu.
Menurut Hasina, Ekonomi telah tumbuh rata-rata 6,3 persen setiap tahun sejak dia menang pada Desember 2008. Dia juga telah berjanji untuk memperbaiki ini.
“Banyak pekerjaan yang masih tertunda dan itu tergantung pada orang-orang yang memberikan suara untuk kami. Maka kami akan dapat kembali berkuasa dan menyelesaikan pekerjaan,” katanya, Kamis malam.(ADI)