JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Dilansir Reuters, Jumat (3/2/2023), bentrok maut ini terjadi saat Sudan bersiap menyambut kedatangan Paus Fransiskus. Paus dijadwalkan tiba di Sudan Selatan pada Jumat waktu setempat dari negara tetangganya, Republik Demokratik Kongo.
Kedatangan Puas itu memberikan harapan untuk mendorong proses perdamaian yang bertujuan mengakhiri satu dekade konflik yang sebagian besar terjadi pada garis etnis yang telah menewaskan ratusan ribu orang.
Komisaris daerah Kajo-Keji Phanuel Dumo mengatakan aksi dari kelompok pemberontak pada Kamis (2/2) menewaskan 6 orang dari komunitas penggembala di negara bagian Central Equatoria. Para penggembala membalas di kemudian hari dengan membunuh 21 warga sipil di daerah terdekat, termasuk 5 anak dan seorang wanita hamil.
Dumo menuduh Front Keselamatan Nasional (NAS) – salah satu dari segelintir milisi anti-pemerintah yang beroperasi di negara itu – menyerang para penggembala. NAS kemudian membantah bertanggung jawab.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal komunitas penggembala Bor, Mayom Ateny Wai, membantah melakukan pembalasan terhadap warga sipil dan mengatakan NAS yang harus disalahkan atas kematian tersebut.
Kesepakatan damai yang ditandatangani pada 2018 oleh pihak-pihak utama dalam perang saudara dari 2013-2018 telah secara signifikan mengurangi kekerasan di Sudan Selatan dalam beberapa tahun terakhir. (BAS)