Ankara –
Sebuah gedung di Gaza yang terkena gempuran Israel diketahui menjadi lokasi kantor berita Turki, Anadolu Agency. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan marah dan mengecam keras Israel atas gempuran di Gaza itu.
“Kami mengecam keras serangan Israel terhadap kantor Anadolu Agency di Gaza,” ujar Erdogan dalam pernyataannya via Twitter, seperti dilansir AFP, Senin (6/5/2019).
“Turki dan Anadolu Agency akan terus memberitahu dunia soal terorisme dan kekejaman Israel di Gaza dan bagian-bagian Palestina lainnya, meskipun ada serangan tersebut,” imbuhnya.
Laporan Anadolu Agency menyebut gedung yang menjadi kantornya di Gaza ambruk setelah terkena gempuran militer Israel. Menurut Anadolu, para staf telah dievakuasi beberapa saat sebelum gempuran udara yang didahului dengan tembakan peringatan.
Anadolu menyatakan tidak ada jurnalisnya yang menjadi korban luka akibat gempuran itu.
“Menargetkan kantor @AnadoluAgency di #Gaza menjadi contoh baru agresi Israel yang tak terkendali,” sebut Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dalam pernyataan via Twitter.
“Kekerasan Israel terhadap orang-orang tak berdosa tanpa membeda-bedakan, merupakan sebuah kejahatan kemanusiaan. Orang-orang yang mendukung Israel juga bersalah. Kita akan tetap membela isu #Palestina, bahkan jika harus sendirian,” imbuhnya.
Diketahui bahwa lebih dari 430 roket telah ditembakkan para milisi Palestina di Gaza ke wilayah Israel sejak Sabtu (4/5) lalu. Militer Israel pun melancarkan serangkaian serangan udara sebagai respons atas serangan-serangan roket dari Jalur Gaza yang dikuasai kelompok Hamas tersebut.
Secara keseluruhan, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan 19 warga Palestina tewas akibat gempuran Israel di Gaza pada Minggu (5/5) waktu setempat. Dari jumlah itu, terdapat seorang wanita hamil dan bayi berumur 4 bulan di antaranya.
Sembilan warga Palestina yang tewas juga telah dikonfirmasikan sebagai milisi yang terkait Hamas atau kelompok Jihad Islam.
Korban jiwa juga muncul dari pihak Israel, dengan empat warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan roket dari Gaza. Aksi saling gempur antara Israel dan militan Palestina di Gaza ini disebut sebagai eskalasi paling serius di Gaza sejak perang antara Israel dan Hamas tahun 2014 lalu.(ADI)