Naypyitaw –
Otoritas junta militer Myanmar menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam unjuk rasa antikudeta di berbagai wilayah negara tersebut. Versi junta militer menyebut 164 demonstran tewas dalam unjuk rasa yang berujung bentrok dengan pasukan keamanan beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/3/2021), pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara junta militer Myanmar, Zaw Min Tun, dalam konferensi pers terbaru pada Selasa (23/3) waktu setempat. Zaw menyebut bahwa 164 demonstran tewas sejauh ini.
Zaw menyatakan dalam konferensi pers bahwa dirinya ‘menyesalkan kepergian mereka karena mereka juga warga negara kita’.
Namun, Zaw juga menyalahkan para demonstran antikudeta yang disebutnya telah memicu penghancuran properti secara luas dan mengobarkan kerusuhan.
Dalam pernyataannya, Zaw mengklaim bahwa sembilan anggota pasukan keamanan Myanmar juga tewas saat menghadapi para demonstran.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa aksi mogok kerja dan rumah-rumah sakit yang tidak beroperasi penuh telah memicu kematian, yang disebutnya juga termasuk akibat virus Corona (COVID-19).
“Tidak pantas dan tidak etis,” sebut Zaw merujuk pada mereka yang mogok kerja.(MAD)