JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di depan Parlemen Pakistan. Di awal pidatonya, Presiden Jokowi mengenang saat Presiden Sukarno yang berbicara di tempat yang sama 54 tahun lalu.
Saat itu, Sukarno menggelorakan semangat melawan kolonialisme dan menggelorakan semangat kerja sama negara-negara yang baru merdeka. Kali ini, Jokowi bicara soal kerja sama perdamaian dan kesejahteraan dunia.
“Lima puluh lima tahun kemudian, Presiden Republik Indonesia kembali mendapatkan kehormatan untuk berbicara di depan Parlemen Pakistan. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menggelorakan kerja sama kerja sama untuk perdamaian dan kesejahteraan dunia,” ujar Jokowi lewat keterangan tertulis yang disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Sabtu (27/1/2018).
Jokowi mengatakan persahabatan Indonesia dengan Pakistan bukan baru terjadi kemarin. Indonesia, kata Jokowi, tak akan lupa dukungan rakyat Pakistan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Sebagai wujud penghargaan, pada 17 Agustus 1995, bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Kelas 1 Adipurna kepada Bapak Bangsa Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, atas jasa-jasa Almarhum mendukung kemerdekaan Indonesia,” ujar Jokowi.
Di antara Indonesia dan Pakistan juga memiliki banyak persamaan. Kedua negara ini adalah negara berpenduduk muslim yang besar.
“Kita sama-sama menjadi negara anggota D-8, sesama negara OKI, sesama negara Non-Blok, kita sama-sama inisiator Konperensi Asia Afrika dan yang tidak kalah penting, kita sama-sama negara demokrasi,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi pun mengajak Pakistan untuk terus memberi dukungan pada kemerdekaan Palestina.
“Melalui Forum ini, saya kembali menyerukan agar kita terus memberikan dukungan bagi Saudara-saudara kita di Palestina. Mari kita terus dukung perjuangan Palestina!,” ucapnya.
Jokowi menjelaskan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sekitar 87 persen dari 260 juta penduduk Indonesia beragama muslim.
Meski begitu, Jokowi mengatakan Indonesia juga sebagai negara yang mejemuk. Indonesia yang memiliki 17.000 pulau dengan 1.340 etnis. Meski begitu, Indonesia masih dapat menjaga kesatuannya.
“Sebagaimana Pakistan, selain rumah untuk umat Islam, Indonesia juga menjadi rumah bagi Umat Hindu, Katolik, Kristen, Buddha dan lainnya. Indonesia adalah negara yang majemuk,” tutur Jokowi.
“Bhinneka Tunggal Ika, itulah moto kehidupan berbangsa kami. Kami juga bersyukur bahwa kami dapat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis. Semua orang memahami bahwa mengelola kemajemukan bukanlah hal mudah, menjalankan demokrasi juga bukan hal mudah,” sambungnya.
Menurutnya, demi menjaga kemajemukan diperlukan komitmen kuat semua elemen bangsa. Komitmen saling menghormati juga diperlukan agar demokrasi berjalan baik.
Jokowi mengatakan stabilitas politik di Indonesia dapat terjaga karena demokrasi. Demokrasi juga membuat pertumbuhan Indonesia cukup kuat, di atas 5 persen setiap tahunnya dan membuat Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara ekonomi terbesar di dunia.
“Sebagai Presiden, keyakinan saya sangat kuat bahwa demokrasi merupakan cara yang paling tepat untuk melayani kepentingan masyarakat kita. Demokrasi memberikan ruang bagi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan,” ungkap Jokowi.
Jokowi juga memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi ini dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. “Pembangunan yang berkeadilan terus menjadi prioritas,” kata dia.
Tampak hadir mendampingi Presiden yakni Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.
Saat tiba di National Assembly of Pakistan, Presiden disambut Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi, Ketua Senat dan Ketua Parlemen Pakistan. Sebelum tiba di National Assembly of Pakistan, Jokowi terlebih dahulu mengikuti upacara peletakan karangan bunga di Monument Wall of Unsung Heroes. (NGO)