Teheran –
Otoritas penerbangan sipil Iran mengakui ada dua rudal yang ditembakkan ke arah pesawat maskapai Ukraina yang jatuh di pinggiran Teheran, awal bulan ini. Ini menjadi pengakuan pertama yang disampaikan otoritas Iran soal dua rudal yang menjatuhkan pesawat penumpang itu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/1/2020), pengakuan soal dua rudal itu disampaikan oleh otoritas penerbangan sipil Iran dalam laporan awal yang diunggah ke situs resminya pada Senin (20/1) malam waktu setempat.
“Para penyidik… menemukan bahwa dua rudal Tor-M1… ditembakkan ke pesawat itu,” demikian bunyi potongan laporan awal dari otoritas Iran.
Ditambahkan otoritas penerbangan sipil Iran bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk menaksir dampak yang ditimbulkan insiden tersebut.
Pengakuan otoritas Iran ini mengonfirmasi laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang menyertakan rekaman video yang menunjukkan momen saat dua rudal ditembakkan ke pesawat maskapai Ukraina tersebut. NYT telah memverifikasi rekaman kamera keamanan tersebut.
Laporan NYT menyebut dua rudal ditembakkan ke pesawat tersebut dengan selisih waktu 30 detik. Menurut NYT dalam laporannya saat itu, kedua rudal diluncurkan dari sebuah lokasi militer Iran yang berjarak sekitar delapan mil dari pesawat tersebut.
Rudal Tor-M1 yang disebut oleh otoritas Iran, merupakan rudal jarak pendek jenis darat-ke-udara. Rudal Tor adalah rudal buatan Rusia yang biasa digunakan untuk serangan anti-pesawat atau menargetkan rudal jelajah lainnya pada ketinggian rendah.
Pesawat maskapai Ukraine International Airlines ditembak jatuh oleh rudal sesaat usai lepas landas dari Bandara Imam Khomeini Teheran menuju Kiev pada 8 Januari lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran dan Kanada, tewas dalam insiden itu.
Otoritas dan militer Iran sempat menyangkal selama tiga hari, sebelum akhirnya pada 11 Januari lalu mengakui telah tidak sengaja menembak jatuh pesawat jenis Boeing 737-800 itu. Komandan Divisi Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, menyatakan Iran bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden itu. Namun Hajizadeh menjelaskan bahwa operator rudal yang bertugas saat itu bertindak secara independen, karena mengira pesawat itu sebagai rudal jelajah.
Insiden nahas ini terjadi beberapa jam usai Iran melancarkan serangan rudal terhadap markas pasukan AS di Irak, sebagai balasan atas kematian jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu.(NOV)