JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Presiden Joko Widodo ingin agar dunia pendidikan bisa menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai dan bisa memajukan ekonomi. Namun kini jurusan-jurusan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga perguruan tinggi dianggap tak mengikuti perkembangan zaman.
“Saya lihat, jurusan-jurusan yang ada sama saja di universitas. Mohon maaf kalau di SMK saya lihat jurusannya dari saya kecil misalnya jurusan mesin, jurusan bangunan, jurusan listrik. Ya itu-itu saja saya lihat. Padahal dunia sudah berubah cepat sekali,” kata Jokowi dalam pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2017).
Perlu ada percepatan dalam memperbaharui kemampuan sumber daya manusia. Tentu konteksnya harus sesuai dengan kondisi terkini. Jokowi usul agar jurusan-jurusan di SMK bisa lebih inovatif, contohnya jurusan khusus membuat video blog alias vlog yang juga banyak digandrungi akhir-akhir ini lewat internet.
“Mestinya jurusannya misalnya jurusan mengenai jaringan IT, misalnya membuat video blog, kan gitu dong, jurusan membuat aplikasi-aplikasi, jurusan animasi misalnya, yang ‘in’ gitu,” kata Jokowi.
Perlu kepekaan menangkap hal-hal yang sedang ‘in’ alias sedang banyak diperhatikan masyarakat akhir-akhir ini, termasuk dalam berinovasi dalam dunia pendidikan. Tak hanya dalam tataran SMK, dalam tataran universitas juga didorong Jokowi untuk lebih inovatif.
“Di Universitas juga misalnya harus mulai mengubah hal-hal yang berkaitan dengan jurusan. Kenapa tidak ada jurusan logistik yang sangat dibutuhkan sekarang ini, jurusan retail, jurusan khusus mengenai toko online,” tutur Jokowi.
Acara ini dihadiri Ketua Forum Rektor Indonesia Suyatno, para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia, juga sejumlah menteri yang hadir. Tema acara ini adalah ‘Mewujudkan Amanat Konstitusi Pendidikan Nasional’.
Dan tak kalah penting, perhatian dunia terhadap masalah krusial juga harus disikapi oleh kalangan cerdik pandai ini. Kini dunia sedang menghadapi problem terorisme dan radikalisme. Jokowi usul agar ada jurusan terorisme dan radikalisme untuk mengkaji permasalahan ini secara ilmiah dan sampai ke akar-akarnya.
“Tantangan ke depan saya kira ya sangat berat. Hampir semua negara menempatkan pada ranking yang pertama, mengenai terorisme dan radikalisme. Mengapa tidak ada jurusan (anti) terorisme dan radikalisme? Karena sekarang semua bergerak cepat sekali,” tutur Jokowi. (MAD)