New Delhi –
Rusia berencana mengikuti pertemuan Menteri Luar Negeri negara-negara anggota G20 minggu ini di New Delhi, India. Namun, rencana ini mendapat tantangan dari sejumlah negara di belahan bumi selatan. Bagaimanapun, beberapa negara seperti India dan Turki masih memandang Rusia sebagai mitra Rusia, meski di tengah agresi Kremlin ke Kyiv.
India punya tantangan tersendiri sebagai Presiden G20 tahun ini, yakni menghasilkan penyataan yang ditandatangani oleh semua peserta. Ashok Malik, mantan penasihat Kementerian Luar Negeri India, yang sekarang mengepalai The Asian Group, sebuah perusahaan penasihat bisnis yang berkantor di Washington, Amerika Serikat, mengatakan India akan berusaha untuk menghasilkan pernyataan tersebut.
Namun, negara itu akan menekankan pada ketidaksetaraan dan tantangan pembangunan yang dihadapi banyak negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin saat ini.
Akan tetapi, perang Rusia di Ukraina tampaknya telah menyedot perhatian negara-negara Barat dari masalah ini. Malik menambahkan bahwa keadaan ini juga diperburuk oleh krisis pupuk, pangan, dan energi yang disebabkan oleh pandemi dan perang Rusia di Ukraina.
Lebih lanjut ia menggambarkan bahwa India punya keterkaitan mendalam dengan nilai-nilai Barat, tapi juga sangat dekat dengan negara-negara di belahan bumi bagian Selatan. Karena itu, India diharapkan untuk menjadi jembatan bagi anggota G20.
Selama ini India telah berusaha menahan diri dari melontarkan kritik ke Kremlin. Kedua negara ini memang punya kedekatan historis sejak tahun 1950-an. Selama masa Perang Dingin, India dan kala itu Uni Soviet membangun relasi yang kuat dan strategis. (VAN)