SUKABUMI,khatulistiwaonline.com
Meski tak lama di Indonesia, Jepang meninggalkan banyak jejak. Salah satunya ‘kota rahasia’ di Sukabumi, Jawa Barat. Konon, ‘kota’ di Kampung Pojok, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas itu dikenal dengan sebutan Hiroshima kedua. Hiroshima satu tentu berada di Jepang.
Di tempat seluas 10 hektare itu, Jepang membangun banyak pabrik dan perkebunan. Warga setempat turut dipekerjakan. Ada yang menjadi penyedia ransum atau perbekalan makanan. Ada juga yang diikutkan menjadi Heiho atau tentara Indonesia yang mengikuti pelatihan oleh tentara Jepang.
Kampung Pojok dianggap strategis bagi tentara Jepang untuk pangkalan militer karena kondisi geografis berupa daerah berbukit-bukit dan kaya akan sumber daya alam. Tak hanya itu, posisi Kampung Pojok dikelilingi perbukitan yang membentuk tapal kuda, sebelah utara Gunung Malang dan sebelah selatan Gunung Manglayang.
“Kekaisaran mereka menyembah matahari. Di situ posisinya sangat ideal. Setiap pagi mereka menghadap matahari terbit dan memberikan penghormatan dengan cara membungkuk. Mereka membangun pabrik kaca, pabrik kain katun, pabrik beras (penggilingan), pabrik baja untuk membuat senjata dan mesiu dan juga bengkel. Tak ketinggalan mereka juga menanam lobak, jabung dan beragam buah-buahan,” tutur Tedi Ginanjar, seorang Penyuluh Kehutanan Swadaya (PKSM) Jabar yang melakukan penelitian selama 4 tahun untuk mengungkap misteri pangkalan militer Jepang tersebut.
Tedi mengorek setiap keterangan saksi hidup yang mengetahui sejarah pangkalan militer tersebut. Semua menjuluki tempat tersebut dengan sebutan Hiroshima kedua. “Mereka (Jepang) ingin mewujudkan ambisinya dengan melakukan pembangunan besar-besaran. Kepada warga yang bekerja di sini mereka menyebut tempat ini sebagai Hiroshima kedua,” lanjut Tedi.
Kota Hiroshima kedua juga disebut sebagai kota rahasia. Saat itu, Jepang merahasiakan keberadaan tempat yang dibangun dengan cara mempekerjakan romusha (pekerja paksa) yang diambil dari daerah Jawa Tengah. Namun serapat-rapatnya rahasia perlahan keberadaan kota pangkalan militer itu akhirnya bocor juga.
“Keberadaan kota ini akhirnya bocor karena ada warga yang kerabatnya bekerja kepada Jepang dan menceritakan tempat ini. Silakan saja tanya ke sejumlah pejuang asal Sukabumi yang bermarkas di Sukabumi Timur mereka tahu keberadaan Hiroshima di Kampung Pojok,” ujar Tedi.
Keberadaan bangunan yang dulunya terbilang megah itu kini hanya tersisa bekas puing-puing bangunan, hanya beberapa saja yang berdiri tegak. Banyak warga yang mencongkel bebatuan alam yang sebelumnya dijadikan dinding dan lantai dari bangunan bersejarah itu kemudian menempelkan bahan-bahan itu ke dinding bangunan.
Dulu, tempat itu hanya tegalan biasa, tidak berbentuk perkampungan seperti sekarang padat dengan rumah-rumah warga. Seluruh bangunan berbentuk benteng tinggi mengelilingi lahan tersebut. Bangunan besar rusak setelah terjadi konfrontasi antara prajurit Indonesia dengan pasukan Jepang. Kota rahasia luluh lantak karena dibom.
Lambat laun, berpuluh-puluh tahun kemudian, warga mulai menempati lahan ini dan membangun rumah mengambil batu-batu dari puing. Lahan luas bekas bangunan dipakai menanam padi. “Sawah di sini masih ada yang fondasinya batuan alam bekas pijakan lantai batu bangunan,” tuturnya lagi.
Endang, veteran dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Dua (Pelda), mengaku mengetahui jelas tempat itu karena kakak kandungnya Encep Kosasih bergabung menjadi pasukan Heiho. Menurut dia, kakaknya menyebut kota rahasia di Kampung Pojok. Di sana ada pabrik obat kina, pabrik senjata, pangkalan terbang, dan kereta lori. (RIF)