LUBUKLINGGAU, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tak ada rasa capek terlihat di wajah Togu Simorangkir dan kawan-kawan setelah selama 27 hari melakukan “aksi gila” jalan kaki dari Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara menuju Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Hingga hari ini Sabtu (10/7/2021) sudah hampir setengah perjalanan mereka lewati dengan berjalan kaki dari total perjalanan menuju Jakarta, sekitar 1.750 Km sesuai hitungan Google.
Bagi Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung, semangat untuk berjuang mengusir PT Toba Pulp Lestari (TPL) atau dulu bernama PT. Inti Indorayon Utama dari bumi Tapanuli, persisnya dari Porsea tak terelakkan lagi. Demi masa depan tanah Batak atau Tapanuli yang lebih baik bagi generasi ke depan.
Melalui pesan WhatsApp yang diterima Khatulistiwaonline dari Ketua Tim 11, Jevri Manik, pada Jumat malam Togu Simorangkir dan kawan-kawan menginap dan makan malam di rumah warga asal Sumatera Utara marga Siagian/br Hutagalung di Lubuklinggau.
” Tadi pagi pukul 07.34 WIB kami start dari Simpang Raya, Lubuklinggau untuk melanjutkan perjalanan. Selama dalam perjalanan tidak sedikit warga yang menyapa dan memberikan semangat,” ujar Jevri.
Di sela-sela perjalanan, masih menurut Jevri Manik, seorang wanita bernama Sihol Butar-butar (24) yang mengaku sebagai fans Oni, panggilan akrab Anita Martha Hutagalung ikut serta jalan kaki dan sejauh ini sudah hampir 2 Km.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master Of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)