New York –
Stormy Daniels, bintang porno yang mengaku pernah menjadi selingkuhan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menghadiri sidang pemeriksaan dokumen-dokumen yang disita dari pengacara pribadi Trump, Michael Cohen. Kedatangan Daniels sempat memicu kehebohan.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (17/4/2018), kerumunan fotografer sampai menabrak barikade yang dipasang di luar gedung pengadilan di Manhattan, New York pada Senin (16/4) waktu setempat, saat Daniels tiba. Mereka berebut untuk mengambil foto Daniels yang belum pernah berbicara langsung dengan media di depan umum.
Daniels yang memiliki nama asli Stephanie Clifford ini, hadir memakai setelan rok dan blazer warna lavender. Dia didampingi oleh pengacaranya Michael Avenatti. Keduanya duduk di bagian belakang kursi penonton umum di ruang sidang.
Sidang yang dihadiri Daniels dan pengacaranya ini, fokus pada Cohen yang meminta hakim untuk membatasi kemampuan jaksa federal dalam memeriksa dokumen-dokumen yang disita dari kantor dan kediamannya. Dokumen itu disita oleh Biro Investigasi Federal (FBI) pekan lalu.
Kehadiran Daniels dalam sidang Cohen ini bertujuan untuk membantu memastikan perlindungan bagi integritas dokumen-dokumen yang disita dari kantor dan kediaman Cohen oleh FBI beberapa waktu lalu. Beberapa dokumen yang disita FBI itu diyakini terkait dengan kesepakatan antara Daniels dengan Cohen terkait uang tutup mulut.
Diketahui bahwa Daniels terlibat kasus berbeda dengan Cohen, yang sejak lama menjadi pengacara Trump. Daniels telah menggugat Trump juga Cohen terkait kesepakatan tutup mulut yang melarangnya buka suara ke publik soal hubungan gelapnya dengan Trump. Cohen diketahui membayar uang tutup mulut sebesar US$ 130 ribu (Rp 1,7 miliar) kepada Daniels sesaat sebelum pilpres 2016.
Dalam persidangan ini, Cohen yang didampingi pengacaranya terlihat tegang. Cohen sebelumnya meminta pengadilan untuk memberi izin pada pengacaranya untuk memeriksa terlebih dulu dokumen-dokumen yang disita agar bisa memisahkan dokumen yang dilindungi keistimewaan pengacara-klien atau ‘attorney-client priviledge’. Dokumen yang masuk ‘attorney-client priviledge’ tidak akan bisa disentuh jaksa federal.
Pengadilan menolak permohonan itu. Cohen dan pengacaranya pun meminta pengadilan menunjuk seorang pejabat independen yang disebut ‘special master’ untuk memeriksa dokumen dan data elektronik yang disita FBI dan menentukan dokumen mana saja yang bisa diperiksa jaksa federal AS.
Namun jaksa federal meminta agar dokumen itu diperiksa oleh tim jaksa khusus bernama ‘taint team’ yang terpisah dari jaksa federal yang menyelidiki kasus Cohen. Setelah 2,5 jam mendengarkan argumen pengacara Cohen dan jaksa federal, hakim Kimba Wood menutup sidang dan akan mengambil keputusan di kemudian hari.
Setelah sidang berakhir, Cohen pergi begitu saja tanpa berkomentar. Namun Daniels mendekati mikrofon yang dipasang wartawan di trotoar di luar pengadilan. Dalam komentarnya kepada wartawan, Daniels menyebut Cohen berpikir dirinya lebih berkuasa dari hukum.
“Pengacara saya dan saya berkomitmen agar semua orang mengetahui kebenarannya dan fakta-fakta soal apa yang terjadi, dan saya tidak akan beristirahat sampai itu terjadi,” ucapnya. ADI)