JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Pengarah Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) Habib Muchsin mengecam kericuhan yang terjadi usai aksi massa di depan gedung Bawaslu, semalam. Habib Muchsin menegaskan GNKR tidak akan bertindak anarkis dan menggelar aksi dengan damai.
“Kita sangat prihatin dan mengecam atas kejadian tadi malam, di mana aksi kita ini sudah kita ksih tahu bahwa aksi kita super damai dan tidak ada anarkis dan sudah kita laksanakan. Mulai dari siang kita datang dengan baik, dengan adab, dengan keteraturan, di bawah komando tokoh dan ulama,” ujar Habib Muchsin di Rumah Perjuangan Rakyat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Habib Muchsin menjelaskan, massa menggelar aksi dengan kondusif di depan gedung Bawaslu semalam. Seusai aksi, Habib Muchsin mengatakan terjadi kerusuhan yang dipicu kelompok lain.
“Akan tetapi ketika kita sudah pamitan dengan kepolisian aparatur yang punya hak untuk mengamankan daripada aksi kita, tiba-tiba jam 22.30 WIB sampai jam 23.00 WIB datang beberapa gerombolan. Yang tiba-tiba datang menyerang aparatur penegak hukum yaitu Brimob dan kepolisian. Terjadilah yang terjadi, tapi yang kita sayang ternyata itu menjadi sebuah tragedi yang super brutal yang dilakukan penegak hukum,” kata Habib Muchsin.
Habib Muchsin juga bicara soal informasi aparat menyerang masjid yang menampung massa aksi damai. Namun sebelumnya Mabes Polri sudah menegaskan bahwa informasi penyerangan itu adalah hoax belaka. Polisi dan TNI tak pernah menyerang rumah ibadah.
Di tempat yang sama, eks Menko Kemaritiman Rizal Ramli berbicara soal jaminan bagi warga negara Indonesia (WNI) untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Rizal juga menyinggung kasus meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Saya tidak percaya 700-an itu meninggal hanya karena kelelahan, karena orang kalau kelelahan itu biasanya jatuh tertidur kecuali dia penyakit gawat sebelumnya. Nah, kami minta satu dibuat tim pencari fakta kenapa sampai terjadi ini, yang independen,” ujar Rizal.
Acara ini juga dihadiri Jumhur Hidayat dan Letjen (Purn) Suharto. Setelah orasi, massa GNKR kembali bergerak ke depan gedung Bawaslu.
“Kami Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat mengutuk dan mengecam atas tragedi perlakuan aparat yang sudah melewati batas kewajaran yang mengakibatkan korban jiwa dan korban luka parah lainnya. Dan kami menuntut kepada aparat kepolisian untuk bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan dan pelanggaran HAM serta mendesak pemerintah membentuk tim pencari fakta independen untuk mengusut kasus di atas,” kata Jumhur.(NOV)