JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah membuat kubu Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersepakat, meski belum secara legal. Keduanya sepakat kampanye perlu setop di wilayah tersebut sebagai solidaritas kepada korban bencana.
KPU awalnya menyebut penghentian kampanye tak bisa dilakukan karena sudah masuk dalam tahapan pemilu di UU. Meski begitu, KPU menyebut penyetopan kampanye bersifat kesepakatan antara para peserta pemilu.
“Betul (pemberhentian) tergantung kesepakatan peserta pemilu, tapi kan sekarang sudah ada kesepakatan mereka tidak kampanye di daerah bencana,” ujar Komisioner KPU Wahyu Setiawan di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Selasa (2/10/2018).
KPU mengapresiasi pasangan capres-cawapres beserta parpol-parpol pengusungnya yang setuju dengan usul penghentian kampanye di Sulteng. Ide ini berawal dari Ketum Partai Demokrat yang juga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga diminta oleh Mendagri Tjahjo Kumolo.
“KPU mengapresiasi kesepakatan yang sudah dibuat parpol peserta pemilu, pasangan capres-cawapres nomor 01 dan 02, pandangan dari presiden keenam (Susilo Bambang Yudhoyono), Mendagri (Tjahjo Kumolo) yang mencoba mengedepankan pendekatan kemanusiaan, untuk membantu saudara kita yang terkena bencana, khususnya di Donggala, Palu, dan sekitarnya,” sebut Wahyu.
Meski begitu, kesepakatan kedua kubu peserta pemilu menurut KPU tak perlu hitam di atas putih alias kesepakatan tertulis yang legal. Kesepakatan untuk tidak kampanye di daerah terdampak gempa dianggap sebagai sebuah bentuk komitmen.
“Ya enggak perlu hitam di atas putih, itukan kesepakatan tidak berkampanye ya gitu saja. Jadi mereka kan tidak berkampanye di sana,” ucap Komisioner KPU lainnya, Ilham Saputra di lokasi yang sama.
Meski begitu, KPU siap memfasilitasi apabila kedua pihak ingin membuat kesepakatan tertulis. “Namun nanti kalau kita lihat memang diperlukan (adanya bukti kesepakatan) ya kita fasilitasi,” sambungnya.
Pihak Jokowi-Ma’ruf tak merasa keberatan dengan usul itu. Mereka siap mengikuti kesepakatan tidak kampanye di Sulteng.
“Prinsipnya TKN Jokowi-Ma’ruf sepakat untuk menghentikan tahapan kampanye baik itu permanen, maupun sementara. Terutama di daerah-daerah Gempa Sulteng,” ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding saat dimintai konfirmasi, Selasa (2/10).
Karding menegaskan, pihaknya setuju dengan ide penyetopan kampanye untuk menghormati korban gempa. Kubu Jokowi-Ma’ruf siap bila hal tersebut menjadi keputusan bersama.
“Dalam kondisi seperti hari ini, berkampanye pun tidak nyaman, bahkan saya kira lebih banyak mudaratnya, jadi saya kira kita tidak perlu kampanye di Palu, Sulteng,” sebut Karding.
Sementara itu kubu Prabowo-Sandiaga menyatakan sudah menunda kampanye di Sulawesi, bukan hanya Sulteng saja. Koordinator Jubir Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan pihaknya sudah menghentikan kampanye di wilayah tersebut meski tak ada kesepakatan.
“Yang jelas kami tanpa ada kesepakatan, tanpa ada musyawarah sudah mensuspend,” kata Dahnil.
“Mau yang lain nggak sepakat nggak masalah kami sudah menghentikan kampanye di Sulawesi,” tambahnya.
Ide soal penyetopan kampanye karena gempa Sulteng ini berawal dari usulan SBY. Hampir seluruh partai setuju dengan saran Presiden RI ke-6 itu.
SBY memberikan saran kepada elite politik di tengah bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah. Ia mengimbau agar kampanye Pilpres 2019 dihentikan sementara.
SBY memandang saatnya bangsa Indonesia menunjukkan solidaritas untuk saudara sebangsa yang mengalami musibah dan sekaligus membantu pemerintah mengatasi bencana itu. Bantuan diberikan baik pada fase tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Marilah kita utamakan dulu bersatu padu kita membantu pemerintah, membantu saudara-saudara kita dan sementara saya kira kegiatan kampanye pemilu kita hentikan dulu,” tegas SBY.(NGO)