Beijing –
Setidaknya 12 orang tewas ketika gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) mengguncang China barat daya. Korban jiwa diyakini akan terus bertambah.
Gempa yang terjadi di Jiuzhaigou County, provinsi Sichuan pada Selasa (8/8) larut malam waktu setempat itu menewaskan 12 orang dan melukai 175 orang, dengan 28 orang di antaranya mengalami luka-luka serius. Demikian menurut statemen pemerintah prefektur Aba, yang menjadi pusat gempa.
Namun Komisi Penanggulangan Bencana Nasional China menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (9/8/2017), sebanyak 100 orang kemungkinan tewas akibat gempa tersebut. Jumlah tersebut berdasarkan data sensus pada 2010 di area pegunungan yang terdampak gempa.
Seperti dikutip dari kantor berita China, Xinhua, Rabu (9/8/2017), pusat gempa terpantau berada di 33,2 derajat Lintang Utara dan 103,82 derajat Bujur Timur, dengan kedalaman 20 kilometer, atau 10 kilometer menurut badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Menurut perkiraan awal bencana yang terjadi di area terpencil di provinsi Sichuan, sekitar 130 ribu rumah diperkirakan rusak akibat gempa.
Komunitas Palang Merah China menyatakan, pihaknya telah mengerahkan spesialis penanganan darurat dan sukarelawan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak gempa.
“Gempa terjadi pada malam hari, jalur komunikasi dan listrik terganggu, tak diragukan lagi warga pasti merasa terkejut dan takut,” tutur Gwendolyn Pang, juru bicara Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di China. “Perlu waktu untuk mengetahui tingkat kerusakan dan jumlah korban jiwa,” imbuhnya.
Pusat gempa ini tak jauh dari titik terjadinya gempa dahsyat berkekuatan 8 SR pada 2008 lalu, yang menyebabkan sekitar 87 ribu orang tewas atau hilang.(MAD)