Brussels –
Kepolisian Belgia memburu sekawanan pencuri yang menggali terowongan dari selokan menuju brankas sebuah bank di Kota Antwerp, Belgia, dekat distrik perdagangan permata di kota itu.
Diperkirakan mereka mulai beroperasi pada Minggu (3/2) pagi dari gedung di seberang bank, dengan menggali terowongan ke arah pipa-pipa pembuangan limbah yang sebagian diameternya hanya 40cm.
Dari tempat itu, mereka menggali terowongan kedua menuju bank BNP Paribas Fortis, dan membobol setidaknya 30 brankas yang diduga berisi uang dan barang berharga lainnya.
Sejauh ini bank tersebut belum mengungkapkan berapa jumlah simpanan yang dirampok.
Perusahaan pembuangan air limbah yang menangani kawasan itu mengatakan pencurian tersebut amat berbahaya karena adanya risiko gas bocor dan banjir bandang.
“Pertama-tama, menggali terowongan menuju sistem pembuangan limbah berbahaya bagi para perampok itu sendiri, karena kemungkinan terjadi penurunan muka tanah,” katanya.
‘Ada lubang di lantai bank’
Saat polisi mendatangi lokasi pencurian di bangunan Bank BNP Paribas Fortis, mereka menemukan 30 kotak deposit yang “sudah kosong”.
Polisi juga menemukan “lubang di lantai” dan “terowongan ke sistem pembuangan limbah” di bawah bangunan bank tersebut.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pencuri mulai beraksi melalui sebuah gedung di seberang bank tersebut pada Minggu (3/2) dini hari.
Kawanan pencuri itu kemudian masuk melalui terowongan – yang sepertinya baru digali -sepanjang empat meter, sebelum berusaha menembus ke pipa pembuangan limbah.
Untuk mendekati bangunan bank, tampaknya para pencuri merayap melalui pipa pembuangan, yang berdiameter antara 40cm dan satu meter, sebelum menggali terowongan sejauh empat meter dan muncul persis di dekat brankas bank.
Polisi belum mengatakan berapa banyak yang uang berhasil dibobol dalam aksi perampokan itu.
Els Liekens, dari perusahaan air limbah, Aquafin, mengatakan perampokan dengan menggunakan metode seperti itu sangat berisiko bagi pelakunya.
“Pertama-tama, menggali terowongan menuju sistem pembuangan limbah berbahaya bagi para perampok itu sendiri karena kemungkinan terjadi penurunan muka tanah,” katanya.
“Dan, di dalam selokan, Anda bakal menghadapi situasi berbahaya, seperti konsentrasi gas yang berasal dari air limbah,” tambah Els Liekens.
Adapun pihak nasabah bank merasa kesal lantaran kurangnya informasi dari bank terkait perampokan itu. Padahal, mereka mengaku menyimpan uang dan barang berharga lainnya di bank tersebut.
“Banyak nasabah yang tidak hanya menyimpan uang atau perhiasan, tetapi juga barang-barang milik keluarga,” kata salah-seorang nasabah.
Kejadian serupa pernah terjadi di Kota Nice, Prancis, pada 1976, ketika sekawanan pencuri menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggali terowongan agar dapat menembus bangunan kantor cabang sebuah perusahaan keuangan.
Mereka dilaporkan berhasil menjarah lebih dari 200 kotak brankas, yang jika diuangkan nilainya mencapai jutaan dollar AS. (ADI)