Jakarta, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Komisi VI menerima penjelasan dan untuk selanjutnya akan mendalami usul PMN Tunai dan Non Tunai tahun anggaran 2024 Kementerian BUMN,” ungkap Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima saat membacakan keputusan rapat kerja dengan Erick Thohir, di Gedung DPR Jakarta.
Erick memaparkan target total PMN tunai tahun 2020 hingga 2024 sebesar Rp 254 triliun. Uang sebesar itu target ditargetkan dapat mendorong dividen BUMN sebesar Rp 273,5 triliun.
“Kami harap seperti yang sudah pernah dipaparkan awal tahun karena pada saat pra dan pasca-covid kita mencoba memaksimalkan antara yang namanya PMN dan dividen yang ditargetkan seimbang karena situasinya,” kata Erick.
Adapun daftar PMN tunai yang diusulkan pada 2024 senilai Rp 33,9 triliun adalah sebagai berikut:
1. PLN sebesar Rp 10 triliun untuk pencapaian target rasio elektrifikasi
2. Hutama Karya sebesar Rp 10 triliun untuk pendanaan masa operasi
3. Pelni sebesar Rp 10 triliun untuk pembelian 3 kapal penumpang rute perintis
4. IFG sebesar Rp 3 triliun untuk peningkatan kapasitas penjaminan KUR.
5. Industri Kereta Api (INKA) sebesar Rp 3 triliun untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi.
6. Rekayasa Industri sebesar Rp 2 triliun untuk dukungan restrukturisasi struktur permodalan
7. RNI sebesar Rp 1,9 triliun untuk penyertaan ke anak perusahaan investasi dan modal kerja
Di awal tahun 2024 juga akan ada pencairan PMN di 3 perusahaan yang merupakan tambahan dari rencana PMN di 2023. Jumlahnya mencapai Rp 24,06 triliun.
Jadi bila ditambahkan dengan PMN yang murni diusulkan untuk 2024 senilai Rp 33,9 triliun, di tahun depan pemerintah akan menyuntikkan dana ke BUMN senilai Rp 57,96 triliun secara tunai.
“Dari Menteri Keuangan tetap kemarin ini sudah diusulkan di 2023 tapi jadi dimasukan di PMN 2024. Makanya kalau kita lihat PMN 2024 berubah dari Rp 33 triliun jadi Rp 57 triliun,” papar Erick Thohir. (MON)